Tradisi Toleransi Kebhinekaan DiKokoda Sorong Selatan

  • Whatsapp

Teminabuan, Berita lima.com – Hal ini disampaikan Ketua LMA Eme Yode Kokoda Hengki Gogoba,S.Sos belum lama ini Di Tarof Ibukota distrik Kokoda kabupaten sorong selatan provinsi papua barat, menurutnya tradisi toleransi dan kebhinekaan ini sudah dilakukan sejak turun temurun oleh nenek moyang kami sehingga pantas bagi kami untuk mempertahankanya,” ungkapnya.

Lebih lanjut ungkapnya,” nenek moyang kami mengajarkan kami untuk bahu membahu bersama saling mendukung dan membantu menyukseskan kegiatan yang dilaksanakan suatu kampung baik kegiatan adat maupun kegiatan keagamaan, semua komponen masyarakat baik anak,remaja,pemuda,tokoh masyarakat serta tokoh adat terlibat dalam kegiatan ini.

Untuk kegiatan keagamaan dalam rangka mengisi bulan puasa maupun Idulfitri, seperti yang dilaksanakan dalam kunjungan bupati sorong selatan saat Safari ramadhan diDistrik Kokoda merupakan hal yang sudah biasa terjadi ,disini Kita melihat puluhan anggota remaja masjid dan jemaat Kristen bersama memainkan musik dan melantunkan senandung serta nyanyian religius bernuansa Islami yang biasa disebut warga Kokoda dengan Sebutan Hadrat Rebana hal ini merupakan hal biasa yang terjadi disini,jelasnya selain itu menurutnya pula umat Kristen diwilayah kokoda dapat menjadi muslim sementara untuk menunjang kegiatan keagamaan ini.

Lanjutnya pula sebaliknya jika umat Kristen kokoda melaksanakan kegiatan menyambut perayaan Natal dibulan Desember, umat muslim dan kristen Kokoda bergotong royong mengantar serta mengarak pohon Natal dengan mendendangkan rebana kemudian diletakan disalah satu gereja di Kokoda yang menyelenggarakan Kegiatan.

Selain itu dalam perayaan Natal biasanya umat muslim kokoda bersama jemaat Kristen mengisi sejumlah acara dengan menyanyikan puji pujian dan mendendangkan musik yang bernuansa kristiani,” ungkap Ketua LMA.

” ini merupakan tradisi yang sudah dilakukan turun temurun oleh nenek moyang kami,dan sudah berlangsung sejak lama,toleransi yang ada di distrik kokoda sudah terjalin sejak ratusan tahun yang lalu. Tegasnya pula,” Bhineka Tunggal Ika sudah terjalin ditempat ini dan perlu dilestarikan dan dipertahankan.

Bupati sorong selatan Samsudin Anggiluli,SE dalam wawancaranya menjelaskan Hadrat rebana adalah tarian dan Nyanyian religius dari Kokoda yang pada intinya adalah untuk memuji kebesaran Allah dan Nabi Muhammad, dan puji pujian kepada Nabi Muhammad,namun tidak heran kalau umat Kristen di kokoda dapat dengan fasihnya melantunkan nyanyian ini karena ini sudah merupakan budaya dan sudah tertanam sejak puluhan tahun lalu.

Sebaliknya jika umat Kristen merayakan hari raya Natal ,Umat muslim berpertisipasi mengikuti paduan suara bersama umat kristen memuji Yesus sebagai juru selamat sehingga menurutnya dikalangan warga Kokoda tidak ada perbedaan keberagaman diantara warga disini ,toleransi disini sudah terbina sejak dahulu dan tertanam di semua warga kokoda.

Sementara itu Kapala distrik Kokoda Husein Tatarago,S.Sos mengatakan Tarian adat Hadrat Rebana yang berasal dari Kokoda ini dilakukan oleh utusan remaja masjid dari berbagai masjid yang ada di wilayah distrik Kokoda bersama dengan sejumlah jemaat kristen dalam rangka menyambut kedatangan pejabat tinggi yang berkunjung ke tingkat kampung maupun distrik,serta kegiatan yang bernuansa religius lainya ,Momen ini juga pernah diikut sertakan dalam festival tingkat Kabupaten Sorong Selatan dan pernah mendapat juara 3.(EB)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *