Transmigran Asal Jawa Timur Perkenalkan Muhammadiyah di Mappadeceng Luwu Utara

  • Whatsapp

Citizen Reporter

Laporan: Egi Aulia
Mahasiswa Komunikasi Unismuh Makassar

LUWU UTARA. Kehadiran Muhammadiyah di Kecamatan Mappadeceng Kabupaten Luwu Utara pada awalnya diperkenalkan oleh para trasmigran asal Jawa Timur.

Organisasi persyarikatan Muhammadiyah ini pertama kali digagas oleh transmigran asal Jawa Timur di antaranya, H.Parman Temuh, kemudian Marpandi, Pak Sutomo, Pak Badal, dan Pak Ismadin.

Demikian ditegaskan Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara,
Robin Amrullah, S.Pd, kepada media Sabtu 14 Mei 2022.

Dijelaskan, sebelum terbentuk Cabang Muhammadiyah Mappedeceng, pada awalnya merupakan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Cendana Putih.

Saat itu, masih Kabupaten Luwu, kemudian setelah pemekaran wilayah terbentuk Kabupaten Luwu Utara, penggagas berupaya tingkatkan status dari ranting jadi cabang di Cendana Putih 3 atas pembinaan dr.H Abu Bakar Malinta di Palopo.

Kemudian salah satu warga yang bernama Alimuddin masuk menjadi anggota Muhammadiyah. Masuknya Alimuddin secara resmi, ada energi baru di tubuh Muhammadiyah, kata pria kelahiran Baliase, 23-09-1978 ini.

Lalu Alimuddin ini diangkat menjadi Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah, dengan Sekretaris, Burhan, dan Sutomo sebagai bendahara, kata sarjana pendidikan FKIP Unismuh Makassar ini.

Setelah itu, dibentuk 5 Ranting Muhammadiyah. Pertama Ranting Cendana Putih 1, kedua Ranting Cendana Putih, ketiga Ranting Hasanah, keempat Ranting Sumber Wangi, dan yang terakhir adalah Ranting Taratambung. Kelima ranting ini kemudian menyatu menjadi satu cabang.

Pimpinan Cabang Muhammadiyah kecamatan Mappedeceng saat ini dinahkodai oleh, Ketua Cabang Budi Eko Suharto, Sekretaris, Robin Amrullah, bendahara Sumadin (alm).
Anggota pimpinan cabang lainnya, Wahyudin Makaraka, H.Mentri, Taslim.

Robin menambahkan, program rutin yang tengah berjalan saat ini yaitu pengajian yang dilakukan setiap 2 kali dalam satu bulan.

Sementara itu, dana untuk pengajian rutin tersebut didapatkan dari swadaya warga persyarikatan. Masing-masing warga persyarikatan juga akan mendapatkan giliran untuk menjamu jamaah pengajian.

Amal usaha yang tengah dirintis yaitu membangun TK Aisyiyah yang kini berjumlah 5 TK, juga masjid dan mushalla yang menyebar di pengurus ranting, ungkap alumni SMKN 1 Palopo ini. ***

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait