Ulama dan Hizbut Tahrir Menolak Sertifikasi Da’i dan Khatib

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Pernyataan ulama dalam Multaqo Ulama bersama Hizbut Tahrir Indonesia menolak sertifikasi Da’i dan Khatib. Hal itu disampaikan Tisna Asinumi, Ketua DPD Hizbut Tahrir DKI Jakarta, pada acara Multaqo Ulama ahlusunnah wal jama’ah bersama Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) membahas tolak sertifikasi khotib dan ulama, di kantor pusat HTI di Rukan Crown Palace Jakarta.

Mengingat sejarahnya, bahwa Khilafah lslamiyah dipenuhi dengan kemuliaan dan keagungan peran para ulama dengan kedudukan mereka yang abadi dan tiada bandingannya bersama para penguasa. Perhatian mereka besar terhadap permasalahan umat. Mereka senantiasa melakukan kontrol (muhasabah) terhadap para penguasa sebagai pelaksana hukum syariah Islam dan mengawal mereka untuk hanya menerapkan Islam saja serta mengkritik sebagian mereka yang loyal kepada musuh-musuh Islam.

Akhir – akhir ini menurut Ketua DPD HTI DKI Jakarta, berkembang rencana pemerintah melakukan sertifikasi Khathib dan Da’i sesuai dengan kehendaknya. Padahal dakwah adalah pembuka jalan kebaikan dan penutup jalan keburukan. Karena kedudukan dakwah dalam Islam sangatlah penting.

“Mengingat agama lni tidak akan tegak dan tidak akan bisa menyebar luas kecuali dengan dakwah. Banyak sekali nash syara yang menyatakan akan kewajiban dan urgensitas dakwah,” ucapnya.

Dengan begitu ditegaskan Tisna, bahwa rencana pemerintah melakukan sertifikasi terhadap da’i dan khatib bisa termasuk ke dalam tindakan menghalang-halangi upaya dakwah untuk mengembalikan IzzuI Islam wal Muslimin. Maka dengan mmpertimbangkan bahwa, dakwah adalah kewajiban bagi seluruh umat Islam. Kedua, para pengemban dakwah adalah manusia mulia, piihan Allah yang harus dimuliakan dan didukung oleh semua pihak terutama negara. Serta ketiga, ancaman bagi para penutup pintu kebaikan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
“Sesunggunya di antara manusia ada orang-orang yang menjadi pembuka kebaikan penutup keburukan. Dan sungguh di antara manusia ada orangr orang yang menjadi pembuka keburukan penutup kebaikan. Maka kebahagian bagi orang yang dijadIkan Allah sebagai pembuka kebaikan dart kecelakaanlah bagi orang yang dijadikan Allah sebagai pembuka keburukan HR. lbnu Majah,” tegasnya

Sementara para Ulama yang hadir pada Multaqo Ulama bersama Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan, bahwa :

1. Menolak rencana pemerintah untuk melakukan sertiflkasi Da’i dan Khathib, karena tindakan itu merupakan pembungkaman terhadap dakwah Islam.

2. Menyampaikan nasihat kepada pemerintah bahwa permasalahan yang tengah menghinggapi umat Islam saat ini khususnya di Indonesia adaIah buah dari diterapkanya sistem kapitalis sekular bukanlah karena adanya dakwah yang kini tengah menggeliat di tengah-tengah umat.

3. Menyerukan kepada seluruh elemen umat Islam untuk bersatu padu melawan segala bentuk upaya kaum kufar dan antek-anteknya untuk menolak dakwah Islam balk yang dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok dakwah.

4. Tidak mungkin Islam bisa diwujudkan dalam kehiduan nyata kecuali dengan adanya negara yang menerapkanya,yakni negara Khilafah Islamiyah. Dan Tidak mungkin negara khilafah bisa berdiri kecuali dengan adanya upaya dakwah mengikuti metode Rasulullah SAW

5. Bertekad untuk terus menerus berdakwah di jalan Allah demi tegaknya Syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan di bawah naungan Daulah Khilafah Rasyidah ‘alaa Minhajin Nubuwwah, meski harus berhadapan dengan pihak-pihak yang akan membungkam dan menghentikan dakwah yang agung ini. dedy mulydi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *