Agama dan bisa peraktek Baca Qur’an dan Kitap supaya tidak salah
mengambil kebijakan, Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Swadaya
Masyarakat Forum Bersama Aceh Meusaboh (Forbes Amsa) Muhammad Jafar-
Kamis-29-09-2016.Dia mengatakan, pemimpin yang bisa mengerti tentang keagamaan itu yang
patut memimpin Aceh, dikarenakan Aceh salah satu Daerah Istimewa
dengan segalanya, apalagi Aceh Daerah Pertama Kali Masuknya Islam di
Indonesia.
Dulu Ulama dan Umara sering Bahu membahu dan berusaha membangun Aceh,
tetapi pada masa jaman Orde Baru, Ulama dan Umara sudah sering Beda
pendapat di berbagai bidang, seperti bidang mashab.
Saya sebagai ketua Forbes AMSA mengingatkan kepada masyarakat Aceh,
jangan pilih pemimping yang tidak mengerti tentang Agama, dan tidak
bisa baca Alqur’an, kalau Al- Quran saja untuk diri sendiri tidak bisa
dibaca bagai mana dia nanti beri Arahan kepada bawahannya tentang
Agama.ujar M,jafar.
Dalam beberapa hari ini kita melihanlangsung di berbagai media cetak,
Elektronik, dan Yutubee, sangat Heboh, bahwa Paslon Gubernur dan
Paslon Bubati, di Provinsi Aceh berlomba lomba membaca Ayat Suci
Al-Quran, di berbagai Masjid yang ada di Aceh.
Kami menyimak dan melihat langsung oleh tim yang kami turunka seluruh
Aceh, hasil Tes Baca Al- Qurqqn bagi Calon pemimpin Aceh sangat Minim,
dan banyak yang baca Al- Qrang dengan Nada Pemaksaan hamper tidak ada
Titik Koma, itu belum kita Kaji Tajwid dan Makhraj, Tuturnya.
Itu yang sangat kita sayangkan, Hancurnya Agama di Aceh dikarenakan
Pemimpin yang kita pilih tidak kita pandang Agama, dan kita pandang
dengan banyaknya kekayaan, sebenarnya itu tidak boleh terjadi di Aceh.
Sementara itu ketua Devisi Keagamaan Forbes AMSA, Syech, Muhammad
Nasir Al-Chaldy, MA, menyebutkan pemimpin Dalam Islam yang memimpin
Orang islam harus Faham tentang bagaimana falsafah Agama, jangan hanya
tau sepintas, dikaji dan di pahami itu baru bisa jadi pemimpin.
Kalau tentang itu dia tidak mengerti, lebih baik dia jangan jadi
pemimpin, mari sama sama kita jadi orang yang dipimpin oleh orang
lain, dan kita jangan paksa kehendak untuk jadi pemimpin, tidak bisa
bertanggung jawab nanti di Hadapan Allah, tegas Muhamaad Nasir.
Selanjutnya Muhammad Nasir mengharapkan, kepada semua Pemimpin yang
terpilih dan sudah dipercaya oleh Rakyat Untuk di suruh Pimpin rakyat
Nanti jangan lupa kepada mareka, dan janji janji yang sudah di
janjikan dikabulkan jangan jadi pembohong rakyat.
Dia juga menghimbau kepada dewan juri yang terlibat dalam Tes baca
Al-Qur’an paslon Gubernur dan bupati harus netral dalam mengambil
kesimpulan jang ada basa basi terhada kenyataan,”” (**)