TANGGAL 15 April 2022, adalah hari besar peringatan Jumat Agung, disebut sebagai Wafat Isa Almasih. Pada hari merupakan peringatan wafatnya Yesus Kristus yang meninggal pada hari Jumat.
Umat Kristiani atau Nasrani, mengawali hari Paskah itu, pada hari Rabu. Hari Rabu Abu itu, disebut sebagai prapaskah. Pada hari prapaskah itu, ditandai dengan rangkaian ibadah “Puasa 40 hari”.
Nah, saat yang bersamaan, di tahun 2022 ini, Umat Islam atau Muslim, juga sedang menjalankan ibadah “Puasa Ramadhan 1443 Hijriah, selama 30 hari”.
Sebuah pemandangan keagamaan yang bagi kita di Indonesia ini, merupakan hal yang indah. Berbeda keyakinan, namun hati dan jiwa bersepakat. Kita sama-sama sedang merasakan berada di hadapan Tuhan yang sama: Allah. Berserah diri dan berdoa. Berharap kepada Nya, agar Tuhan mengabulkannya. Dan sama-sama mengucapkan kata: Amin.
Mungkin, gambaran itulah yang terpancar pada saat ini. Nuansa peringatan Wafat Isa Al Masih, yang diyakini sebagai Kematian Yesus Kristus untuk kepentingan umatnya. Hari itu diperingati oleh umat Kristiani setiap tahunnya sebelum Malam Paskah.
Peringatan Wafat Isa Almasih merupakan wafatnya Nabi Isa atau Yesus Kristus di kayu salib setelah diadili. Dalam riwayat dan kisah, dinyatakan, setelah mengalami berbagai penyiksaan dan penderitaan akhirnya Yesus mati di Bukit Golgota di atas kayu salib.
Kematian tersebut dipercayai oleh umat kristiani sebagai bentuk penebusan dosa umat manusia. Penyaliban itu merupakan bukti kasih Allah kepada manusia. Dalam Alkitab dikatakan bahwa Allah mau menyerahkan Anak-Nya yang tunggal karena cinta-Nya yang begitu besar kepada manusia.
Hal ini dilakukan-Nya sebab Ia tahu bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, sehingga harus ada penebus yang suci untuk dikorbankan. Sehingga, setiap umat Kristiani hendaknya menjadikan Wafat Isa Almasih sebagai kesempatan untuk berbenah dan kembali membentuk tekad.
Wafat Isa Almasih tidak hanya sebagai peringatan, melainkan dapat menjadi awal pembaharuan bagi umat Kristiani. Jadikan Yesus sebagai teladan dan hendaknya kita berusaha untuk seperti Yesus.
Makna Paskah diawali dengan event-event prapaskah. Mulai dengan “Rabu Abu” yang ditandai dengan puasa 40 hari. Hari ini umat Kristiani menandai diri dengan abu yang berasal dari daun palma kering yang sudah dibakar. Daun palma kering ini adalah daun palma tahun sebelumnya yang sudah diberkati.
Abu sebagai penanda bahwa manusia berawal dari abu dan akan kembali ke abu.
Berikutnya, Minggu Palma, yaitu awal pekan suci. Minggu ini biasanya dikaitkan dengan penyambutan Yesus saat masuk kota Yerusalem. Ketika itu, Yesus yang menaiki keledai, disambut dengan meletakkan daun palma di jalan.
Besoknya, hari “Kamis Putih” , merupakan awal dari Tri Hari Suci. Semua umat mengenang momen saat Yesus melakukan perjamuan malam terakhir bersama murid-murid-Nya. Yesus membasuh kaki ke-12 muridnya. Pembasuhan kaki ini merupakan simbol ajaran untuk melayani.
Puncak Paskah adalah hari Jumat Agung
umat Nasrani, mengenang Yesus wafat di kayu salib. Peringatan ini diwarnai ibadat jalan salib. Tidak ada misa di hari ini, yang ada adalah rangkaian ibadat sabda yang dilaksanakan sore, bertepatan dengan jam di mana Yesus wafat di kayu salib.
Di hari Jumat Agung ini, gereja mengenang sengsara dan wafat Yesus.
Hari berikutnya, disebut “Sabtu Suci” atau biasa juga disebut “Malam Paskah”. Perayaan Malam Paskah adalah malam suci kebangkitan Tuhan. Malam ini juga merupakan puncak dari rangkaian Tri Hari Suci. Ini merupakan momen untuk memperingati kebangkitan Yesus setelah tiga hari wafat.
Nah, umat Kristiani, kemudian mengikuti prosesi “Minggu Paskah”. Ini adalah perayaan kebangkitan Yesus. Percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan, dan pada hari yang ketiga bangkit dari antara orang mati.
Paskah merupakan hari kebangkitan dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus. Kisah ini tercatat di dalam keempat Injil di Perjanjian Baru.
Rangkaian kegiatan peringatan Paskah yang ditandai puasa 40 hari umat Kristiani, yang bersamaan dengan Puasa Ramadhan 1443 Hijriah, sebulan penuh di bulan April 2022 ini sungguh menakjubkan.
Nah, untuk itu layak antar dua agama yang berbeda itu, saling menghormati. Bahjan di luar Islam dam Kristiani, juga patut pula saling menghormati. Yakni bagi yang sedang menjalani ibadah puasa, menghormati mereka yang tidak puasa. Begitu pula sebaliknya, bagi yang tidak puasa, hormatilah mereka yang puasa.
Di dalam ajaran Islam, dinyatakan, urusan puasa, adalah urusan ibadah yang sangat khusus. Amal ibadah puasa, dalam riwayat dinyatakan bahwa Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku”. Riwayat ini menunjukkan bahwa setiap amalan manusia adalah untuknya. Sedangkan amalan puasa, Allah khususkan untuk diri-Nya. Allah menyandarkan amalan tersebut untuk-Nya.
Puasa Ester
Memang, puasa tidak hanya ada pada agama Islam saja, namun juga agama lainnya, seperti agama Kristen. Tujuan umat Kristiani melakukan puasa tentu untuk meningkatkan iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus Kristius.
Puasa merupakan tindakan berpantang makan dari makanan walaupun lapar, kemudian pikiran harus berfokus kepada Tuhan. Selain itu, puasa juga diartikan sebagai doa dan tindakan mengurangi hal-hal duniawi untuk mendapat berkat rohani.
Maka dari itu, apabila ingin memohon pertolongan kepada Tuhan, umat Kristiani juga kerap melakukan puasa, berharap apa yang dihadapi bisa berjalan dengan lancar berkat pertolongan Tuhan.
Berdasarkan apa yang tercatat dalam Alkitab, baik di Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru, terdapat sederet tokoh dalam Alkitab yang melakukan puasa di antaranya, Daniel, Eter, Elia, Yohanes Pembaptis hingga Ezra.
Puasa Ester merupakan salah satu kategori puasa yang masuk dalam jenis puasa mutlak, yaitu puasa di mana seorang umat tidak makan dan minum sama sekali.
Puasa Ester dilakukan selama 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum. Kemudian ada puasa Muda dan puasa Yesus yang masuk dalam kategori puasa Mutlak.
Puasa Musa dilakukan selama 40 hari 40 malam dengan tidak makan dan minum.
Puasa mutlak adalah jenis puasa di mana seseorang tidak makan dan tidak minum sama sekali. Waktu pelaksanaan puasa ini bisa disesuaikan dengan kondisi pelaku puasa.
Dalam puasa ini, pelaku tidak makan sama sekali. Namun, mereka dapat minum sebanyak-banyaknya. Puasa normal bisa dilakukan selama beberapa hari,.
Ada lagi Puasa sebahagian. Puasa ini dilakukan dengan menghindari makanan dan minuman tertentu selama kurun waktu yang ditentukan.
Contoh: Puasa Daniel: 10 hari hanya makan sayur serta minum air putih, berdoa, dan berkabung selama 21 hari.
Untuk itu, kita ucapan “Selamat memperingati Wafat Isa Al Masih bagi Umat Kristiani dan Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1443 H bagi umat Islam. Semoga, di antara kita, kendati “Beda” tetap “Mesra”.
*) Yousri Nur Raja Agam — Wartawan Senior — Katua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Jawa Timur.