Umbu Djarawoli : “Kawin Tangkap” Bukan Budaya Sumba

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Agus Umbu Neka Djarawoli, tokoh adat Kampung Praimarad, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur mengatakan bahwa membawa lari perempuan (kawin tangkap) bukanlah budaya atau tradisi orang Sumba.

Umbu Djarawoli, menyampaikan hal itu kepada wartawan Berita Lima melalui sambungan telponnya, Sabtu (4/6/2020) siang.

Menurut Umbu Djarawoli, terjadinya penangkapan itu karena anak laki – laki itu tidak berani terhadap perempuan untuk mengatakan cinta, maka orang tuanya menyuruh supaya tangkap menjadikan anak mantunya. Kemudian bisa juga terjadi penangkapan itu karena ada persetujuan dari kedua belah pihak, baik orang tua laki – laki maupun perempuan.

Selanjutnya, Umbu Djarawoli, menegaskan, ketika anak perempuan itu ditangkap bukan berarti kekerasan atau pelecehan, tetapi keluarga dari laki – laki bertanggungjawab, maka disitu proses adatnya itu dilakukan.

“Kalau awalnya sudah ditangkap perempuan, sorenya dari orang tua laki – laki langsung bawa satu ekor kuda dengan satu batang Parang Sumba sebagai simbol menyatakan mohon maaf bahwa bapak punya anak sudah di rumah. Jadi nanti diterima oleh pihak orang tua perempuan. Kalau adat sudah berjalan tidak ada persoalan antar keluarga laki – laki dan pihak perempuan,” kata dia menambahkan.

Dia berharap kedepan tidak ada lagi sistem kawin tangkap. “Saya setuju kawin tangkap ini dihilangkan. Karena program pemerintah sekarang harus sekolah. Jadi kalau kita pertahankan tradisi kawin tangkap, maka sama dengan kita potong masa depan anak perempuan,” ujarnya. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait