SURABAYA, beritalima.com – Data yang di Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-dikti), sebanyak 53.031 dari 230.633 dosen di Indonesia masih berpendidikan Strata 1 atau Diploma 4. Artinya, dosen yang sudah memiliki ijazah S2 atau pun S3 masih minim.
Karena itu, untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, Kemenristek-dikti berencana menggalakkan peningkatan kualitas dosen dengan cara memberikan beasiswa pasca sarjana.
Direktur Jenderal Sumber Daya, IPTEK dan Pendidikan Tinggi Kemenristek Dikti, Ali Ghufron Mukti, mengutarakan itu pada kuliah tamu bertema ‘Strategi Pemanfaatan Peluang Beasiswa Studi Lanjut Untuk Peningkatan SDM di Perguruan Tinggi’ di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Sabtu (6/8/2016).
“Kami akan membuka 2.300 kuota beasiswa untuk dosen PTN dan PTS, 2.000 dalam negeri dan 300 luar negeri. Kuota itu termasuk beasiswa S3. Dan dua hari lagi akan kami umumkan,” kata Gufron.
Dia menegaskan, untuk mengajar S 1, kemenristek telah mewajibkan dosen minimal yaitu S2. Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka sulit melanjutkan studi ke jenjang berikutnya.
Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI) dalam negeri yang hanya 2.300 sedangkan pendaftarannya sudah mencapai lebih dari 7 ribu dosen. Di samping itu, tidak semua Perguruan Tinggi (PT) menyediakan beasiswa untuk dosennya.
“Kesulitan berikutnya adalah kemampuan bahasa Inggris yang biasanya dilakukan tes terlebih dahulu. Selanjutnya, beberapa dosen juga pernah gagal pada tes potensi akademik (TPA),” ujarnya.
Mereka seringkali memperoleh nilai rendah sehingga tidak memenuhi persyaratan untuk melanjutkan studinya,” tambahnya.
Selain itu, pria lulusan S3 Faculty of Medicine, University of Newcastle ini, mendorong agar universitas terlibat dalam hal ini, dan juga melaksanakan program Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
“Pelatihan penulisan dalam bahasa Inggris dan pemberian prior recognition by learning (pengakuan pembelajaran lampau) bagi dosen-dosen,” tegasnya.
Rektor UMS, Dr Sukadiono, mengatakan, kunci kemajuan dalam menciptakan SDM yang bagus beasiswa yang diberikan universitas juga tidak hanya mampu mencukupi pembiayaan pasca sarjana semua dosen saja.
“Tahun ini sedang ada 2 dosen yang kami biayai untuk S3, kalau yang sudah S3 sudah 10 persen dari 230 dosen kami,” jelasnya.
Ia juga mendorong setiap dosen agar meningkatan kemampuan dalam bahasa inggris supaya bisa lolos beasiswa BUDI.
“Kalau ada yang biaya mandiri ya akan kami dukung, apalagi untuk program seperti kedokteran,” tandas Sukadiono. (Ganefo)
Teks Foto: Rektor UMS, Dr Sukadiono (kiri) dan Direktur Jenderal Sumber Daya, IPTEK dan Pendidikan Tinggi Kemenristek Dikti, Ali Ghufron Mukti, seusai kuliah tamu di UMS, Sabtu (6/8/2016).