Unggahan whatsAap story seorang Dosen, DPD GMNI Malut angkat bicara

  • Whatsapp

 JAILOLO, beritalima.com – Unggahan WhatsApp Story sudah menjadi bumirang trening topik  didunia media sosial salah satu oknum dosen berinisial NN alias Anca memantik kemarahan elemen mahasiswa dan kepemudaan di Maluku Utara. Kali ini, DPD Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Malut angkat bicara soal tudingan yang  kemudian di uploud ke media sosial(medsoso) oleh dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Sekretaris Jenderal GMNI Malut M. Idhar Bakri menyatakan, unggahan oknum dosen tersebut mengarah pada rasisme dan ujaran kebencian.

 Pasalnya, unggahannya mengisyaratkan pelaku pengrusakan fasilitas umum saat demo penolakan Undang-undang Cipta Kerja merupakan mahasiswa dari luar Ternate, dan harus dikeluarkan dari Ternate.

“Tindakan oknum dosen ini tidak mencerminkan statusnya sebagai seorang akademisi, sehingga profesionalismenya sangat diragukan,” ungkap Idhar,sapaan akrab,Al

AL menjelaskan, sebagai akademisi, Anca seharusnya memberikan support yang baik terhadap pergerakan mahasiswa yang menuntut pencabutan Omnibus Law UU cipta kerja(Ciptaker) yang sangat kapitalistik tersebut.

Pergerakan mahasiswa, tegasnya, tidak lain dan tidak bukan untuk memperjuangkan hak kaum buruh, tani, nelayan dan kaum marginal lainnya yang oleh Bung Karno disebut kaum marhaen.

“Apa maksud Saudara NN membuat unggahan seperti itu? Dia kan seorang akademisi, kok mengeluarkan pernyataan mengarah pada rasisme, ngancam mahasiswa segala.

 Aksi mahasiswa kemarin itu adalah aksi murni dan tidak ada tendensius kepentingan apapun, kecuali kepentingan rakyat, titik,” kecamnya.

Mantan Ketua Cabang GMNI Halmahera Barat ini menambahkan, aksi mahasiswa di Kota Ternate hingga berujung pada anarkis dan terjadi pengrusakan fasilitas umum itu harusnya tidak perlu ditanggapi secara berlebihan. Secara psikologis, kerusakan terjadi sebagai dampak kemarahan mahasiswa yang merasa dikhianati wakilnya di parlemen.

“Pengrusakan fasilitas umum kemarin itu adalah obat untuk menyembuhkan elite negara (pemerintah dan DPR) yang sedang sakit jiwa. Dan meng-counter pemulusan kepentingan new kapitalisme dan neo imperialisme,” tandas pemuda kelahiran Jailolo, Halbar itu.(Ay)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait