SURABAYA , beritalima.com – Prihatin atas tingginya pertumbuhan sampah yang mencapai 65,8 juta ton per tahun, PT Unilever Indonesia dan Hypermart bekerjasama melakukan penekanan.
Dari kerjasama itu, Hypermart menawarkan reward pada pengunjung Hypermart yang mau membuang sampah kemasan di dropbox.
“Kami berupaya mengedukasi masyarakat tentang pentingn6ya memilah sampah untuk mengurangi timbunan di alam,” kata Danny Kojongian di Hypermart Pakuwon Mall Surabaya, Sabtu (2/12/2017).
Danny Kojongian adalah Corporate Communication and Corporate Secretary PT Matahari Putra Prima. Dia optimis dengan cara ini para pengunjung Hypermart bersedia membuang sampah pada tempatnya.
Akan tetapi, belum semua Hypermat menyediakan dropbox sampah. Dropbox sampah berhadiah ini baru ada di 3 Hypermart, yakni di Hypermart Pakuwon Mall, Hypermat East Cost, dan Hypermart Sidoarjo.
Ke depan pihaknya akan berusaha memperluas jumlah Hypermart yang menyediakan dropbox untuk menampung sampah rumahan dari pengunjung.
Sampah yang terhimpun itu akan disalurkan ke jaringan bank sampah binaan Unilever, dan selanjutnya diteruskan ke industri daur ulang.
Dipaparkan, di masa lalu kemasan barang dagangan hanya pakai daun yang bisa dengan mudah diproses alam. Tapi seiring perkembangan zaman, kalangan industri berusaha menarik perhatian pembeli dengan membuat kemasan semenarik mungkin.
Ditegaskan, para pengusaha hanya fokus pada bentuk dan warna yang menarik agar masyarakat mau beli produknya. “Mereka tidak sadar telah menggunakan bahan kemasan yang sulit didegradasi oleh alam,” ujarnya.
Head of Environment and Sustainability Yayasan Unilever Indonesia, Maya Tamimi, mengaku merasa perlu menggandeng pihak lain untuk membantu mengatasi pertumbuhan sampah.
Pihaknya berupaya menganggap bahwa plastik kemasan bekas pakai bukan lagi sebagai sampah. Karena , plastik bekas kemasan itu akan diupayakan menjadi komoditas yang berpotensi dikembangkan dan memiliki nilai tambah.
Unilever sendiri sebelumnya telah mengembangkan inovasi dalam kemasan produk melalui bentuk kemasan yang lebih kecil dan mengoptimalkan berat kemasan untuk mengurangi limbah plastik.
Koordinator Wilayah Timur Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Abraham Ibnu, mengungkapkan, upaya menekan sampah dengan mewajibkan pembeli membeli tas kresek plastik Rp 200 perbuah belum membuahkan hasil.
Dia berharap kalangan ritel ikut membantu menekan jumlah sampah dengan berbagai cara, di antaranya seperti yang dilakukan PT Unilever Indonesia dan Hypermart. (Ganefo)
Teks Foto: Unilever dan Hypermart kampanyekan pembuangan sampah kemasan di dropbox, Sabtu (2/12/2017).