PONOROGO, beritalima.com- Puluhan dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo, Jawa Timur, yang menggelar unjuk rasa bertajuk Mimbar Aspirasi Civitas Akademika STAIN Ponorogo, dibubarkan oleh puluhan mahasiswanya, Selasa 1 November 2016.
Unjukrasa Dosen STAIN Ponorogo Dibubarkan Mahasiswa
Demonstrasi yang berlangsung damai dan tertib ini digelar di halaman Gedung Watoe Dakon kompleks kampus STAIN Ponorogo. Sejumlah dosen tampak naik ke atas panggung di sisi barat rangkaian terop. Satu per satu mereka angkat biacar di atas mimbar. Mulai dengan gaya yang berapi-api sampai yang agak jenaka.
Dalam orasinya, para guru bagi mahasiswa ini menuntut transparansi pengelolaan STAIN dari pihak ketua STAIN dan jajaran manajerial. Baik dari sisi keuangan maupun hadirnya staf pengajar baru dan munculnya program studi baru yang tiba-tiba muncul tanpa sepengetahuan para dosen senior yang berkompeten di bidangnya.
“Kami merasa ada proses dalam manajerial kampus (STAIN Ponorogo) yang tidak transparans. Mulai pembukaan prodi baru, alih status menjadi IAIN (yang akan segera berlangsung) dan lainnya itu hanya dikerjakan oleh pihak pimpinan,” kata juru bicara Mimbar Civitas, Anwar Mujahidin.
Puluhan dosen ini menuntut menuntut adanya transparansi. Termasuk didalamnya soal pengelolaan keuangan. “Warga sebuah desa saja sekarang tahu berapa anggaran di desanya. Kok kami warga kampus ini tidak tahu besarnya anggaran di STAIN Ponorogo),” tambahnya.
Para dosen ini juga mengaku semakin miris. Pasalnya muncul kabar bahwa dana penelitian yang sudah dilakukan tidak akan cair. Hal ini karena adanya pemotongan dana oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Agama terkait efisiensi anggaran negara oleh Menteri Keuangan, RI Sri Mulyani.
“Kami terkejut dan sedih. Beberapa penelitian yang sudah berjalan, sudah mengeluarkan dana, ternyata tidak cair anggaran penelitiannya. Terus nanti dana apa yang harus kami pakai untuk membayar fotokopi, mencetak, perjalanan dan honor para mahasiswa yang terlibat. Padahal setahu kami, efisiensi yang dimaksud bukan di situ, tapi pada pos anggaran seperti perjalanan dinas dan pengeluaran tidak penting lainnya,” papar Anwar yang juga pengendali acara mimbar civitas.
Namun mimbar para dosen ini pun harus berakhir karena puluhan mahasiswa dengan dipimpin sejumlah anggota Senat pada Dewan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) STAIN Ponorogo menemui para dosen yang menjadi panitia mimbar civitas akademika tersebut.
Puluhan mahasiswa ini menyebut mimbar yang digelar para dosen sebagai aksi ilegal dan merugikan mahasiswa. Sebab menurut para mahasiswa, akibat mimbar civitas, para dosen telah meliburkan perkuliahan.
“Ini hari aktif, bukan kok malah libur dan mereka (para dosen) membuat forum tidak resmi. Kemarin ketika saya naik ke atas (ke Tata Usaha) katanya tidak ada edaran bahwa hari ini libur. Mereka juga mengatasnamakan civitas akademika. Kami menuntut hari ini tetap aktif,” kata Ketua Senat Mahasiswa STAIN Ponorogo, Riski Wahyudatama.
Pembubaran aksi dosen oleh mahasiswanya ini sempat diwarnai ketegangan antara sejumlah dosen dan para mahasiswa. Bahkan para mahasiswa sempat melakukan pembakaran sejumlah banner dan spanduk yang berisi sikap para dosen tersebut. Para mahasiswa juga sempat meneriakkan yel-yel, berorasi dan menyanyikan sejumlah lagu perjuangan aktifis buruh mirip sebuah demonstrasi tandingan bagi para dosennya.
Aksi mereda setelah para dosen menghentikan mimbar dan seluruh atribut mimbar civitas dilepas. Para dosen maupun mahasiswa yang sama-sama beraksi pun akhirnya membubarkan diri.
“Saya prihatin dengan sikap para mahasiswa. Kami ini mengajari sebuah penyaluran aspirasi yang lebih santun, tapi kok seperti ini. Kami sudah berkali-kali meminta kejelasan tapi tidak pernah dapat jawaban memuaskan dari pihak pimpinan kampus. Soal hari ini tidak ada kuliah, bukan berarti libur. Di spanduk sudah kami tulis bahwa perkuliahan akan diganti di waktu yang lain seperti biasanya bila kami berhalangan mengajar,” keluh Anwar.
Ketua STAIN Ponorogo, Maryam Yusuf, ketika akan dikonfirmasi wartawan, tidak ada di kampus. Orang nomor satu di perguruan tinggi negeri berjuluk kampus hijau ini dikabarkan sedang berada di Lampung mengikuti sebuah pertemuan para akademisi. (Dibyo)