Untuk Papua Aman, Anggota MRP Meminta Gubernur Papua Lukas Enembe Kooperatif

  • Whatsapp

JAYAPURA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus berupaya memanggil Gubernur Papua Lukas Enembe untuk menjalani pemeriksaan atas status tersangka gratifikasi 1 Milyar. Jumat (30/9).

Namun hingga panggilan ke-2, Lukas Enembe urung juga menyambangi Gedung Merah Putih KPK lantaran sakit.

Akibat ini, dan upaya pemeriksaan KPK terhadap Gubernur serta adanya penolakan oleh Koalisi Rakyat Papua membuat kegaduhan di Papua.

Oleh karena itu, berbagai tokoh di Papua meminta Gubernur untuk Kooperatif sehingga situasi Kamtibmas Papua berjalan lancar. Salah satunya disampaikan oleh Anggota Majelis Rakyat Papua, Dorlince Mahue. Ia yang juga sebagai Ketua Pengurus Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kabupaten Jayapura.

“Sebagai anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) juga berharap untuk tolong kita menjaga keamanan agar tetap kondusif, tetap menjaga kamtibmas dilingkungan dimanapun kita berada sehingga dengan adanya dinamika yang kita lihat bahwa yang menimpa bapak Gubernur, bapak Lukas Enembe, yang sementara ini mengikuti proses hukum, kami sebagai kaum Perempuan ditanah Papua tetap memberikan dukungan real dan doa agar bapak Gubernur secara kooperatif untuk bisa memenuhi panggilan KPK untuk dilakukan pemeriksaan,”kata Dorlince kepada media ini sesaat setelah melakukan Hearing bersama panitia Kongres AMAN di Senntani Kabupaten Jayapura, Kamis (29/9/2022).

Dikatakannya lagi, Gubernur Papua Lukas Enembe tidak perlu khawatir jika kemudian dalam pemeriksaan oleh KPK tidak terbukti melakukan hal yang dituduhkan.

“Kalaupun setelah diperiksa tidak mendapatkan bukti, maka kami juga atas nama masyarakat Perempuan, kami juga berharap untuk KPK segera mengembalikan nama baik bapak Gubernur Lukas Enembe,”ucapnya.

Pihakknya meminta kepada seluruh masyarakat Papua untuk tidak terprovokasi dan tetap menjaga Kamtibmas di Papua utamanya di wilayah adat Tabi yang dalam waktu dekat menjadi tuan rumah pelaksanaan Kongres AMAN ke VI.

“Kepada seluruh masyarakat, kami harap untuk tidak terprovokasi dan juga menjaga keamanan supaya kegiatan besar ini akan terlaksana ditanah Tabi, itu terlaksana dengam baik. Semua orang yang datang itu dalam keadaan aman. Karena dengan pergerakan dan dinamika yang terjadi, isu-isu yang mereka dengar itu juga membuat masyarakat adat juga akan mengalami perasaan yang takut,”tegasnya.

Dirinya juga meminta kepada seluruh pihak utamnya pejabat negara untuk tidak menyampaikan statmen provokasi yang malah memperkeruh keadaan. Pihaknya meminta dukungan doa kepada masyarakat agar Gubernur diberikan kesehatan dan segera menjalani pemeriksaan.

“Untuk para pemangku pejabat negara, untuk bisa mengeluarkan statement sesuai fakta dilapangan dengan bukti yang ada, sehingga itu juga tidak memprovokasi ditanah Papua. Kita berharap agar apa yang dialami bapak Gubernur, kita tetap mendukung dan mendoakan supaya kondisi kesehatan bapak Gubernur juga dijamah oleh Tuhan agar panggilan dari KPK ini bisa terpenuhi. Kalau pun tidak, ada tindakan-tindakan lain yang diambil oleh aparat penegak hukum,”ucapnya lagi.

“Kami juga menyerukan kepada seluruh komponen. Baik itu pemuda, perempuan, anak-anak, seluruh masyarakat dan umat ditanah Papua untuk tetap mendoakan supaya semua proses ini dapat berjalan dengan baik dan biarlah maksud Tuhan dirasakan diatas tanah ini, sebab kita mendengar nominal yang cukup besar disini, lalu disini menyebutkan seperti ini, sehingga kita harus tenang, melihat dan mengikuti mana yang sesungguhnya terjadi,”sambungnya.

Ditegakkan, pihaknya selaku perempuan Papua mewakili seluruh komponen perempuan menjadi korban implementasi Otsus, namun teguh pendirian untuk tetap menjaga kedamaian di Tanah Papua.

“Saya juga sebagai pelaksana kegiatan reses hari ini, bersama-sama dengan komponen perempuan, saya ingin tegaskan bahwa kami adalah komponen yang korban selama ini implementasi otsus 20 tahun tetapi kami tetap menjadi perempuan-perempuan yang menjaga tanah Papu, kami tetap melakukan sesuatu dengan semangat dan berharap supaya tanah Papua tidak ada pertumpahan darah maka kita harus melihat dari kacamata Tuhan dan juga dengan iman kita berdoa supaya segala proses ini boleh berlangsung dengan baik,”pungkasnya.

Untuk diketahui, KPK telah menggandeng pihak Komnas HAM untuk turut mengawal proses pemanggilan Gubernur Papua Lukas Enembe. Komnas HAM menjamin hak asasi Gubernur Papua yang memang dalam kondisi sakit. Beberapa tawaran telah disampaikan termasuk dengan menyiapkan tim dokter untuk memeriksa kondisi kesehatan Gubernur Papua yang sejak ditetapkan Tersangka pasa 5 September lalu memilih tinggal di Kediamannya di Koya Tengah Distrik Muara Tami Kota Jayapura. Ratusan masa pendukung Gubernur juga masih melakukan penjagaan dikediaman Gubernur hingg hari ini.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait