SURABAYA, beritalima.com | Tepat di hari Selasa 17 Agustus 2021, Negara Indonesia kembali merayakan kemerdekaannya yang ke-76 tahun. Karena berlangsung di tengah pandemi, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya merayakannya dengan sederhana tanpa mengurangi kekhidmatan atas peringatan hari bersejarah itu.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, karena masih dalam masa pandemi Covid-19, maka pemkot menyelenggarakan upacara Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 RI secara terbatas melalui luring dan daring. Artinya, peserta upacara yang hadir di Balai Kota Surabaya jumlahnya dibatasi dengan protokol kesehatan ketat.
“Pelaksanaan upacara besok (di halaman Balai Kota Surabaya) akan dilaksanakan undangan secara virtual,” kata Wali Kota Eri di Balai Kota Surabaya, Sabtu (14/8/2021).
Menurutnya, para peserta yang hadir saat pelaksanaan upacara nanti, mayoritas mengikutinya melalui virtual. Sedangkan yang hadir di lokasi, jumlahnya dibatasi maksimal 30 orang. Yakni, wali kota, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya serta Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra).
“Jadi yang dilakukan secara langsung itu maksimal (dihadiri) 30 orang undangan. Nanti wali kota, Forkopimda dan Paskibra saja yang hadir,” katanya.
Wali Kota Eri juga menjelaskan, untuk Paskibra pada tahun ini, pihaknya menggunakan pasukan 8. Artinya, hanya ada petugas inti pengibar bendera pusaka tanpa pengiring atau pengawal.
“Paskibra yang kita lakukan di Surabaya ini pasukan 8. Sebenarnya ada 17 (pengiring) dan 45 (pengawal), tapi yang kita gunakan pasukan 8 pengibar bendera,” jelasnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menyebutkan, bahwa pemilihan pasukan 8 itu memang dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan. Tentunya hal ini diterapkan pula untuk mencegah terjadinya kerumunan. “Karena keterbatasan tempat dan jumlahnya juga tidak memungkinkan menggunakan pasukan 45,” papar dia.
Oleh karena itu, Wali Kota Eri berharap kepada anggota Paskibra yang terpilih menjadi petugas saat upacara di halaman balai kota agar dapat menjalankan amanat itu sebaik mungkin. Sebab, tidak semua orang punya kesempatan menjadi pasukan pengibar bendera pusaka. “Tidak semua orang punya kesempatan menjadi pasukan pengibar bendera pusaka,” katanya.
Wai Kota Eri menilai, bahwa anggota Paskibra adalah orang-orang pilihan. Bahkan, sebelum mengemban amanah sebagai petugas Paskibra, mereka harus melalui pelatihan dan keterampilan.
“Karena itu tadi saya sampaikan, sampai kapanpun mereka harus cinta tanah airnya, cinta pada bangsa dan negara harus ditanamkan pada diri,” pungkasnya. (*)