Upaya pemenuhan Gizi Balita Serta Stimulasi Minat Belajar Anak Dimasa Covid-19

  • Whatsapp

beritalima.com | Kita semua menyadari bahwa pandemi covid-19 mempengaruhi segala sektor kehidupan saat ini. Mulai dari kesehatan, perekonomian dan pendidikan.
Pemenuhan gizi pada balita di masa pandemi covid-19 saat ini sangat membutuhkan perhatian khusus semua komponen masyarakat. Apabila gizi anak terpenuhi, maka imunitas anak akan terjaga sehingga anak mampu menangkal penyakit infeksi atau tertular wabah covid-19.
Dunia pendidikan pun tak kalah penting, terutama untuk pendidikan anak usia dini yang notabene sebelum adanya pandemi, mereka bisa dapat dengan leluasa bermain sambil belajar bersama teman di ruang terbuka.
Dan mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) UNUSA (Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya) dari kelompok 64 konsen terhadap 2 hal tersebut, kesehatan dan pendidikan balita.


Semua orang menyadari bahwa keterbatasan penghasilan orang tua dalam memenuhi gizi anak bisa menyebabkan asupan gizi makanan pada anak. Untuk itu diperlukan pengetahuan orang tua terhadap pemilihan bahan makanan bergizi dengan harga yang terjangkau harus menjadi perhatian khusus.
KKN kelompok 64 terjun langsung menyasar ibu-ibu balita Posyandu Lavender 2 yang ada di wilayah Kampung Malang Kulon II, Kel. Wonorejo, Kec. Tegalsari, Kota Surabaya, guna memberikan pengetahuan strategi pemberian makanan sehat berbahan dasar sayur yang murah , praktis pembuatannya dan pastinya bergizi dan disukai bagi balita yang susah makan sayur atau buah.

Dalam segi pendidikan, KKN kelompok 64 lebih tertarik mengangkat minat belajar anak dengan kegiatan merdeka belajar . Anak-anak bisa bermain sambil belajar dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar rumah tanpa harus melulu berkutat dengan LK (Lembar Kerja). Anak-anak lebih bebas mengaktualisasi diri saat belajar.
Selama pandemi ini, anak-anak bermain sambil belajar via daring (Dalam Jaringan/online). Agar anak-anak tidak bosan atau jenuh maka dalam kegiatan daring, bunda-bunda dituntut untuk membuat pembelajaran semenarik mungkin. Karena anak-anak lebih tertarik belajar dengan metode mendongeng, maka kelompok 64 menggunakan media shock puppet untuk mendongeng.

“Anak-anak lebih tertarik belajar dengan bercerita, karena anak-anak akan berimajinasi saat mendengarkan cerita dan anak-anak lebih mudah menerima pesan yang kita sampaikan “, kata Sunanik S. Pd selaku ketua PPT Kuncup Melati.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait