Berguguran di Jalan Dakwah, Anis Matta: Saya Tak Pernah Sakralkan Organisasi Politik

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Muhammad Anis Matta menjadi nara sumber dalam acara Ngeshare (Ngaji Syar’ie) bareng Ustadz Fahmi Salim, Kamis lalu.

Di ujung acara, Fahmi mengajukan pertanyaan tentang sebutan ‘Yang Berguguran di Jalan Dakwah’ yang kerap dituduhkan kepada Anis Matta dan kawan-kawan karena mereka sudah meninggalkan atau keluar dari Partai Dakwah Partai Keadilan Sejahtera (PKS.

Bagaimana Pak Anis jika disebut orang yang berguguran di jalan dakwah?” tanya Fahmi Salim. Anis menjawab, “saya tidak pernah men-sakralkan lembaga. Saya dulu bergabung dengan PKS semata-mata karena cita-cita. Cita-cita yang sama juga yang membuat saya mendirikan Partai Gelora, ketika saya merasa bahwa di tempat yang lama cita-cita ini, tidak bisa kita wujudkan.”

Menurut Anis, tidak boleh ada upaya mensakralkan sebuah lembaga, apalagi itu organsasi politik dengan cara membatasi perbedaan pendapat dalam perjuangan. Sebab, organisasi itu adalah sarana untuk mencapai tujuan, meskipun cara yang dilakukan berbeda-beda.

“Sebenarnya kita ada jebakan besar bagi kaum Islamis (Harakah Islam) yaitu Sakralisasi Lembaga atau taqdisul wasail (meng-qudus-kan sarana). Janganlah kita mengubah apa yang merupakan sarana (lembaga/organisasi/partai) menjadi tujuan. Itu tidak boleh,” kata Anis dalam keterangannya yang diterima awak media, Sabtu (12/9).

Anis menilai, perbedaan pendapat dalam sarana perjuangan hal wajar. Bahkan jika melihat sejarah, perbedaan pendapat juga terjadi di masa Khulafaur Rasyidin.

Tapi perbedaan pendapat yang terjadi di PKS, tidak sedahsyat di masa Khulafaur Rasyidin yang melahirkan serangkaian perang. “Kalau kita kan lebih kecil dari situ. Jadi, sebenarnya saya tidak terganggu dengan istilah-istilah ‘Yang Berguguran di Jalan Dakwah’, karena itu penempatan yang salah,” kata dia.

Ditegaskan, mensakralkan sarana perjuangan adalah bahaya besar bagi umat Islam dalam mencapai tujuan bernegara. “Dan, salah satu yang perlu saya garis-bawahi tebal adalah, mensakralkan sarana adalah bahaya besar yang mengancam kaum Islamis. Pada dasarnya yang lebih penting bagi kita, adalah pertanggungjawaban pribadi kita kepada Allah SWT.”

Anis menegaskan, Indonesia sedang menghadapi masalah besar krisis berlarut akibat pandemi Covid-19 sehingga tidak perlu berpikir untuk mensakralkan lembaga atau organisasi. Sebaliknya, justru harus berpikir bagaimana mencari solusi atau jalan keluar dari krisis berlarut saat ini. “Kita ini sedang menghadapi masalah besar, jangan dihadapi dengan otak kecil,” sindir Anis Matta. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait