MADIUN, beritalima.com- Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, bergerak cepat untuk menekan angka stunting. Karena itu, pasca melaksanakan Bulan Timbang beberapa waktu lalu, langsung melakukan evaluasi yang dipimpin oleh Wakil Bupati Madiun, H. Hari Wuryanto, di Graha Praja Mukti Puspem Mejayan, Kamis 23 Februari 2023.
Dalam evaluasi ini, perangkat daerah terkait dan perwakilan kecamatan melaporkan semua data dan langkah strategis yang akan dilakukan untuk menurunkan kasus stunting.
Wakil Bupati Madiun, H. Hari Wuryanto, menegaskan, pihaknya segera melakukan intervensi dalam menangani stunting. Salah satu intervensi yang dilakukan adalah dengan memberi makanan tambahan selama 14 hari untuk balita stunting guna peningkatan gizi.
“Kita harus bergerak cepat supaya balita yang mengalami stunting dalam waktu dekat ini bisa teratasi,” terang H. Hari Wuryanto.
Ia juga mengimbau kepada calon pengantin agar memperhatikan beberapa persyaratan, seperti dari sisi usia, lingkar lengan maupun kondisi kesehatannya agar bayi yang dilahirkan sehat.
“Jadi untuk calon pengantin ini, tiga bulan sebelum menikah, mereka kita berikan vitamin dan pil penambah darah agar kesuburan dan kandungannya menjadi lebih kuat,” ucapnya’
Terkait perbedaan jumlah stunting di Kabupaten Madiun yang dikeluarkan oleh BPS dan Pemerintah Kabupaten Madiun pasca bulan timbang, ia memperkirakan BPS menggunakan teknik pengumpulan data sampling. Sedangkan Pemkab Madiun mengambil data dari jumlah balita yang mengikuti Bulan Timbang 14 Februari 2023 lalu.
“Kemungkinan BPS mengambil sampling di kecamatan yang kebetulan stuntingnya tinggi. Misalnya di Pilangkenceng dan Saradan. Padahal di Dolopo, angka stunting cukup rendah yaitu 7 persen. Karena BPS tidak menimbang semua balita, kami yakin data kami yang lebih akurat,” klaimnya.
Presentase jumlah balita yang ditimbang saat momentum Bulan Timbang serentak, lanjutnya, sangat luar biasa. Yakni 95,98%.
“Dari jumlah tersebut, angka prevalensi stunting di Kabupaten Madiun 13,96%. Angka ini sudah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, yang menargetkan angka prevalensi stunting di bawah 14% pada 2024. (Dibyo).
Ket. Foto: H. Hari Wuryanto (atas).