Laksamana Muda TNI A. Taufiq R . adalah lulusan AAL Tahun 1985 Angkatan XXX, merupakan Pejabat Pangarmabar yang ke-30, selanjutnya menjabat Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasal (Asrena Kasal) Sedangkan penggantinya Laksamana Muda TNI Siwi Sukma Adji, SE., MM, merupakan Alumni AAL Tahun 1985 Angkatan XXX. Sebelum menjabat Pangarmabar berdinas sebagai Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Laksamana Muda TNI Siwi Sukma Adji sejak 19 Juli 2016 menjabat Pangarmabar yang ke-31
Dikatakan KASAL, Koarmabar selaku Komando Utama Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan operasi intelijen maritim guna mendukung pelaksanaan operasi laut, menyelenggarakan operasi tempur laut dalam rangka Operasi Militer Untuk Perang (OMP) baik operasi gabungan maupun mandiri menyelenggarakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) baik berupa operasi laut sehari-hari maupun operasi keamanan laut di wilayahnya sesuai dengan kebijakan Panglima TNI.
Koarmabar di bawah kepemimpinan Laksamana Muda TNl A Taufiq R dapat menurunkan angka kriminalitas secara Signifikan di sekitar Selat Malaka Selat Philips dan Laut China Selatan. Hal tersebut didukung dengan keberadaan unit satuan khusus Western Fleet Quick Response/WFQR yang tersebar diseluruh satuan kewenangan Koarmabar.
Pembentukan WFQR itu sendiri didasarkan agar unsur-unsur Koarmabar dapat hadir pada waktu dan posisi yang tepat untuk menindak kejahatan di laut dengan memberdayakan aset-aset Koarmabar yang mempunyai tungsi kekamlaan WFQR berkedudukan di Lantamal dan Lanal jajaran Koarmabar yang berada di bawah Komando Pengendali (Kodal) Pangarmabar.
Selain itu dinyatakan Ade Supandi keberadaan WFQR juga untuk merespon dengan cepat informasi yang diterima melaIui masyarakat ataupun informasi intelejen mengenai kejadian-kejadian yang terjadi di laut baik berupa perompakan atau kegiatan ilegal lainnya yang dapat menggangu keamanan pengguna laut khususnya yang melintas di wilayah kerja Koarmabar
Keberhasilan WFQR dalam mengatasi dan menindak pelaku kejahatan perompakan di Selat Malaka telah mendapatkan apresiasi yang positif dari negara negara Asia Tenggara dalam mengatasi dan menindak pelaku kejahatan perombakan di Selat Malaka. Apresiasi itu diberikan pada beberapa Instansi Pemerintahan diantaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan. serta Kementerian Perhubungan Seiring dengan perjalanan waktu WFQR juga melakukan kegiatan prefentif dalam bentuk sosialisasi dan pressuring kepada masyarakat pesisir.
Hal lain disayangkan Kasal Ade Supandi menyayangkan masih adanya illegal fishing yang terjadi. Saat ini menjadi tantangan bagi Koarmabar dalam menjaga sumber kekayaan dari tindak kejahatan sekaligus menjaga martabat dan kehormatan bangsa. Adanya Western Fleet Quick Response (WFQR) di Koarmabar sangat mendukung upaya penindakan pelanggaran di Wilayah kerja Koarmabar sehingga Selat Malaka yang terkenal “the most dangerous street of the world” bagi para pelaut, dijadikan menjadi “zero” kejahatan.
“WFQR dalam melaksanakan tugasnya selalu berkoordinasi dengan angkatan laut negara tetangga untuk menjaga stabilitas keamanan, sehingga berdampak pada menurunnya tindak kejahatan di Perairan Barat Indonesia, khususnya Selat Malaka dan Selat Singapura,” terangnya. dedy mulyadi