KUPANG, beritalima.com – Pertemuan Andreas Saingo dengan Presiden Joko Widodo tampaknya menjadi sebuah momen yang sangat membahagiakan dan akan selalu dikenang bagi pelajar asal Kupang itu. Penyandang disabilitas yang saat ini duduk di kelas 11 tersebut sebelumnya bertemu dengan Kepala Negara saat acara penyerahan bantuan sosial Kartu Indonesia Pintar di Kota Kupang pada Senin, 8 Januari 2018.
Saat itu, Presiden menawarkan hadiah sepeda usai dirinya mampu melafalkan seluruh sila dari Pancasila. Namun, Andreas hanya tersenyum mendengar itu.
“Setelah menghafalkan sila-sila Pancasila, ia malah senyum-senyum. Kenapa senyum-senyum? Minta sepeda? ‘Tidak, Pak.’ Lho, kenapa? ‘Ditukar saja,’ katanya. Ditukar apa? ‘Laptop saja.’,” tulis Presiden menceritakan kembali peristiwa itu di akun Facebook pribadinya.
Mendengar itu, Presiden memaklumi. Dari permintaannya, ia mengetahui bahwa Andreas, meski merupakan seorang penyandang tunanetra, memiliki semangat belajar yang sangat tinggi. Tak butuh waktu lama bagi Kepala Negara untuk mengiyakan permintaannya.
“Saya akan kirim ke rumah atau ke sekolah, paling lama besok,” jawabnya saat itu.
Pelajar yang akrab disapa dengan panggilan Ade itu bersekolah di SLB Negeri Pembina Kupang. Sejak usia 14 tahun, dirinya sudah harus tinggal di sebuah panti tunanetra.
“Saya bertempat tinggal di panti tunanetra sejak usia 14 tahun. Orang tua saya meninggal karena sakit. Bapak meninggal tahun 2005 saat berusia 11 tahun dan mama saya meninggal sejak saya berusia 13 tahun,” ucapnya memperkenalkan diri.
Pembimbingnya di SLB, Hendrik Taedini, menggambarkan Ade sebagai seorang anak yang kritis. Ia tidak ragu untuk bertanya apapun yang ia tak mengerti.
“Sebagai seorang tunanetra memang dia cukup kritis. Sifatnya pendiam, tapi dalam proses pembelajaran anaknya cukup kritis di mana setiap pembelajaran berlangsung ketika ada hal baru dan belum dimengerti dengan baik dia tidak ragu untuk menanyakan,” tuturnya.
Apa yang diinginkan oleh Ade dari Presiden pun tiba keesokan harinya, tepatnya pada Selasa, 9 Januari 2018. Seperangkat komputer portabel langsung diantar ke kediamannya. Hal itu seolah menjadi sebuah jawaban atas doa dan harapan Ade.
“Laptop ini sudah menjadi impian dia karena beberapa teman di panti sudah mahir dalam mengoperasikan laptop. Jadi mungkin ini doa dan harapan dia terjawab oleh Bapak Presiden Joko Widodo,” kata Hendrik.
Ade pun mengucapkan terima kasih atas hadiah yang diberikan Presiden. Dirinya turut berdoa agar Presiden Joko Widodo senantiasa dinaungi lindungan-Nya.
“Terima kasih banyak kepada Bapak Presiden Jokowi atas pemberiannya yang luar biasa dan doa saya kiranya Tuhan senantiasa melindungi di setiap langkah,” ucapnya. (rr)