Viral Video Puluhan Petani di Wongsorejo Teriak Histeris

  • Whatsapp

BANYUWANGI, beritalima.com – Sebuah video puluhan petani di Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, sedang histeris beredar di media sosial. Mereka berteriak dan menjerit sejadi-jadinya melihat tanaman mereka ditraktor.

“Kaule banyak habikna pak (Aku banyak habisnya pak),” teriak histeris salah satu petani perempuan dalam video.

Bacaan Lainnya

Dalam rekaman terlihat mesin traktor terus melaju. Menghantam tanaman milik petani. Teriakan para wanita petani pun tak digubris. Sambil menggendong buah hati, mereka pun berlari mengejar traktor mencoba menghalangi.

Aksi terjangan traktor tersebut menimpa para petani miskin di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Sedang pelaku perusakan tanaman pertanian dengan menggunakan traktor tersebut adalah pihak PTPN XII Pasewaran.

“Tadi ada 4 mobil lebih pegawai PTPN XII Pasewaran yang mendampingi perusakan, kita lihat ada Wakil Manager juga,” ucap Kusmantoro, warga setempat, Selasa (21/6/2022).

Tanaman yang ditraktor, lanjutnya, adalah tanaman cabe rawit milik Ipung. Melihat kejadian itu, sontak para petani perempuan langsung teriak histeris. Maklum, tanaman tersebut merupakan penyambung hidup. Yang tak habis pikir bagi petani, aksi main traktor tanaman itu dilakukan dengan dampingan aparat TNI dan Polri.

Dan karena aktivitas dalam video sangat menyayat hati, sekejab langsung viral. Sebab banyak pihak yang merasa empati. Mengingat sesuai Pasal 33 ayat 3 UUD 45, telah diamanatkan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Perlu diketahui, antara petani dan PTPN XII Pasewaran memang sedang tidak harmonis. Petani dianggap abai terhadap kewajiban membayar sewa lahan.

Meskipun sebenarnya para petani bersedia membayar sewa, namun tidak melalui pihak ketiga. Karena harga sewa yang dipatok pihak PTPN XII dengan pihak ketiga memang terpaut jauh. “Jika kita harus sewa ke pihak ketiga, harganya terlalu memberatkan, 2 kali lipat dari harga sewa lahan resmi dari pihak PTPN XII,” jelas Kusmantoro.

Dikonfirmasi terpisah, Manager PTPN XII Pasewaran, Adi Rajasa, membenarkan adanya aksi main traktor tanaman milik petani tersebut. Kehadiran pihaknya untuk melakukan pendampingan kepada mitra Kerja Sama Usaha (KSU) atau pihak ketiga penyewa lahan PTPN XII Pasewaran yang sah.

“Sebelumnya (petani) sudah di lakukan sosialisasi pendekatan baik secara lisan maupun tulisan,” katanya.

Menurutnya, keberadaan para petani Banyuwangi di lahan PTPN XII Pasewaran telah menyebabkan kerugian waktu pihak ketiga. Yakni selama lebih dari 3 bulan dari penetapan. “Dan tidak ada itikad baik dari warga (petani) penyerobot lahan,” tegas Manager PTPN XII Pasewaran, Adi Rajasa. (bi)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait