SIDOARJO, beritalima. Com- Wakil Bupati Nur Ahmad Syaifuddin berharap LP Ma’arif Sidoarjo bisa mengembangkan pendidikan berbasis kultur pesantren seperti yang telah dicontohkan oleh pendiri NU Hadratus Syeikh KH. Hasyim Ashari. Pendidikan yang fokus pada pengembangan karakter berbasis kultur pesantren diharapkan akan mampu menjadi solusi ummat khususnya untuk pengembangan pendidikan NU.
Hal itu disampaikan Cak Nur sapaan akrab wakil bupati dalam acara Rapat dan Sarasehan Pendidikan dengan tema Prospek Pendidikan di Sidoarjo Menyongsong se Abad Nahdlatul Ulama di kantor PC LP Ma’arif Sidoarjo, Selasa, ( 23/10).
Rapat yang dihadiri oleh tokoh – tokoh pendidikan NU, Ketua PCNU Sidoarjo KH. Maskhun, Kepala Dinas Pendidikan Kab Sidoarjo Asrofi dengan narasumber dari pakar pendidikan berbasis pesantren KH. Miftahul Lutfi Muhammad dan pakar pendidikan Prof. Akh. Muzakki.
Cak Nur berharap, LP Ma’arif Sidoarjo menjadikan sosok Hadratus Syeikh KH. Hasyim Ashari bukan hanya sebagai teladan dalam dakwah tetapi juga sebagai teladan dalam pengembangan pendidikan, model pendidikan yang dirintis KH. Hasyim Ashari terbukti sampai dengan hari ini mampu mencetak generasi yang berakhlakul karimah, dan yang paling penting adalah lulusannya memberikan kontribusi besar dalam mengawal dan membangun bangsa.
KH. Miftakhul Lutfi yang akrab disapa Gus Lutfi mengatakan tujuan pendidikan adalah agar manusia bisa berdaulat dalam hal finansial, daulat dalam hal informasi dan berdaulat untuk dirinya sendiri menjadi manusia yang beruntung.
“Filosofi pendidikan adalah mendidik diri sendiri untuk jadi orang yang beruntung,” kata Lutfi.
Membiasakan membaca dan menulis, adalah syarat wajib dalam menciptakan pendidikan yang berkualiatas, “bangsa ini lemah dalam literasi, itu harus kita akui”, ujar Gus Lutfi.
Ia melanjutkan, untuk melahirkan anak sholeh maka orang tuanya harus sholeh dulu, anak nakal ada sebabnya, tugas orang tua dan guru bukan memarahi tapi mencari akar penyebabnya, mendidik yang baik bukan dengan marah tapi dengan hati.
Penyelesaian permasalahan pendidikan anak dengan pendekatan spiritul melalui pembenahan ibadah mahdoh dan membiasakan orang tua berperilaku sholeh adalah konsep yang ditawarkan Gus Lutfi.
“Jangan sekali kali dalam mengajar atau mengulang anak punya niat atau tujuan agar anak itu pintar, kalau mengajar ya niat mengajar saja, pesannya Mbah Yai Maimun Zubair untuk para pendidik niatkan yang ikhlas dalam mengajar”. ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo Asrofi meyakinkan kepada para peserta saraehan bahwa kebijakan bupati dan wakil bupati dibidang pendidikan diantaranya adalah penguatan pendidikan karakter, pendidikan inklusi ditingkatkan, orang tua dan masyarakat dilibatkan , pendidikan boarding school, tunjangan profesi guru sudah dimasukkan dalam peraturan daerah.
Penguatan pendidikan karakter atau di pesantren disebut pendidikan akhlak, pendidikan komunikasi yang baik, pendidikan yang mengedepankan musyawarah dan pendidikan yang mendorong anak menjadi kreatif, pungkasnya. (Kus).