Wafat Di Bulan Ramadhan, Inilah Pesan Bijak KH. Hasyim Asy’ari Yang Selalu Dikenang

  • Whatsapp

Dr. Lia Istifhama, M.E.I., Wakil Sekretaris MUI Jatim

Tepat pada pada 7 Ramadhan 1366 H atau 25 Juli 1947, Inisiator Spirit Nasionalisme, Sang Hadhratus Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari menutup mata. Pendiri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang tersebut, meninggalkan begitu banyak pesan bijak yang tak lekang oleh waktu. Berikut diantaranya:

1. Seruan menjaga persatuan

“Janganlah kalian jadikan perdebatan itu menjadi sebab perpecahan, pertengkaran dan permusuh-musuhan…. Ataukah kita teruskan perpecahan, saling menghina dan menjatuhkan; saling mendengki kembali kepada kesesatan lama? Padahal agama kita satu: Islam. Madzab kita satu: (Imam) Syafi’i. Daerah kita juga satu: Indonesia (waktu itu sebutannya, Jawa).” (Dikutip dari buku KH. Abdul Wahab Chasbullah: Hidup dan Perjuangannya).

2. Saling Mengasihi

Merukunkan hubungan diantara kalian, memperbaiki silaturahim, berbuat baik kepada tetangga, kerabat, dan saudara, mengetahui kapasitas akabir (orang besar), mengasihi kaum lemah dan rakyat jelata, jangan saling bertolak belakang, jangan saling benci, jangan saling hasud, jangan saling memutus persaudaraan, jangan bercerai berai, lemah lembut dalam beragama, mendorong terjalinnya persaudaraan, menolong kebaikan, berpegang teguh di jalan Allah, serta tidak berpecah-pecah. (Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari).

3. Pentingnya menghargai karya orang berilmu

Sebagian orang pada zaman sekarang ada yang menolak karya, baik berupa karangan maupun hasil kumpulan. Meskipun itu karya dari orang yang jelas, jelas ahli dan dikenal keluasan ilmunya.Tidak ada dasar dari penolakan itu kecuali hanya akan menimbulkan persaingan diantara orang orang yang berilmu. Orang yang menorehkan tinta di atas kertas untuk menulis apa yang dia kehendaki, syair, cerita yang diperbolehkan atau apapun bentuknya tidak ada yang menolak karyanya. Apalagi kalau ada yang menulis tentang ilmu syariah dan ilmu ilmu alatnya yang jelas berguna, maka tentu semestinya tidak ditolak. (Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari).

4. Keutamaan menuntut llmu

Kejarlah Ilmu ke mana pun dia pergi. Belajarlah kepada orang yang betul betul memahaminya. Sebab dalam ilmu terdapat obat penyembuh bagi hati yang buta dan pertolongan dalam menjalankan perintah wajib agama. Maka bergaullah dengan para pembawa ilmu dan bersahabatlah dengan orang orang pilihan di antara mereka. Bersahabat dengan mereka indah dan bergaul dengan mereka adalah suatu keberuntungan. Jangan kau palingkan pandanganmu dari mereka. Karena sesungguhnya mereka adalah bintang bintang petunjuk dimana satu hilang yang lain akan muncul. Demi Allah, jika tidak ada ilmu, petunjuk jalan yang benar menjadi tidak jelas Dan perkara-perkara samar bagi kita tak dapat diketahui petunjuknya. (Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari).

5. Jangan Merendahkan orang lain

“Janganlah kamu hina orang orang yang rendah karena bisa jadi orang yang rendah adalah orang yang paling mulia.” (Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari).

6. Derajat didapatkan melalui perjuangan

“Apakah kamu ingin dapatkan keluhuran derajat dengan murah? Padahal untuk mendapatkan madu, kamu harus siap disengat lebah.” (Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait