Gresik, beritalima.com | Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengapresiasi terselenggaranya dialog terbatas yang digagas DPRD Kabupaten Gresik bersama Komunitas Wartawan Gresik (KWG). Apalagi dialog tersebut diselenggarakan dengan mengusung tema Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Tengah Pandemi.
“Kami mengapresiasi betul bahwa inisiatif ini dilakukan oleh KWG, Komunitas Wartawan Gresik, yang menggandeng legislatif dan eksekutif, menggandeng kepala-kepala desa juga,” kata Wagub Emil Elestianto Dardak saat menghadiri dialog terbatas yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Aston Inn Gresik, Sabtu (20/11) pagi.
Wagub Jatim yang akrab disapa Emil Dardak ini mengatakan, bahwa isu infrastruktur di Kabupaten Gresik memang menjadi hal penting. Mengingat Kabupaten Gresik adalah daerah penyangga Ibu Kota Jawa Timur dan saat ini menjadi destinasi industri bagi para pengusaha untuk menanamkan modalnya.
“Memang untuk Gresik, isu infrastruktur itu adalah isu yang utama,” ungkapnya.
Menyinggung tema yang diangkat pada dialog terbatas tersebut, Wagub Emil menjelaskan, bahwa sesungguhnya ada keterkaitan. Namun Wagub Jatim ini menggarisbawahi bahwa pada konteks percepatan pembangunan infrastruktur pasti berkaitan dengan sumber daya dan anggaran. Oleh sebab itu, Ia meminta agar semua pihak juga benar-benar memperhatikan hal tersebut.
“Sekarang judulnya percepatan, tapi realitanya kan memang tekanan anggaran yang luar biasa itu membuat sulit. Maka kita harus lebih realistis melihat Apa sih yang bisa kita percepat,” pintanya.
Emil pun menjelaskan, bahwa kondisi pandemi Covid-19 membuat banyak aspek dan sektor harus melakukan penyesuaian. Termasuk program dan anggaran yang telah direncanakan sebelumnya. Ia menyebut, ada beberapa program yang memang harus dilakukan percepatan dalam upaya pengendalian Covid-19.
“Artinya kecepatan di satu hal akan bisa jadi mengorbankan prioritas yang lain tapi harus berani membuat pilihan-pilihan, itu memang sulit,” tegasnya.
Wagub Jatim yang pernah menjabat sebagai Bupati Trenggalek ini menuturkan, salah satu contoh yang bisa dilihat adalah prioritas pengendalian Covid-19 melalui vaksinasi. Hal itu menyebabkan anggaran untuk pengendalian banjir akibat luapan kali Lamong mengalami pengurangan. Sehingga pembangunan tanggul dan parapet menjadi terhambat.
“Satu, Kali Lamong ada indikasi pengurangan anggaran, ini yang kemudian kita minta lagi direview karena kalau kita bicara mengenai hak asasi ekonomi, prasyarat paling pertama jangan banjir dulu,” tuturnya.
Sementara di sisi lain, Emil Dardak menerangkan bahwa kondisi sebuah daerah yang bebas dari banjir menjadi point penting untuk daya tarik investasi. Begitu juga dengan Kabupaten Gresik, ketika mampu menyelesaikan permasalahan banjir akibat luapan Kali Lamong, maka iklim investasi juga akan semakin baik.
“Kalau banjir teratasi maka kemudian bisa apa? memberikan kepastian investasi di Gresik,” tegasnya.
Emil Dardak pun menambahkan, di dalam kerangka Megapolitan Gerbangkertasusila yang ada dalam Perpres No. 80 Th. 2019 Kabupaten Gresik ada dalam pengembangan kawasan tersebut. Ia menuturkan kawasan industri dan perkembangan aglomerasi Surabaya memang ke arah barat, ke arah Gresik. Baik yang di wilayah Gresik maupun yang ke arah selatan.
“Kami menyampaikan bahwa memang posisi Gresik ini menjadi sangat strategis,” ungkapnya.
Terkait potensi pengembangan Jalan Lingkar Luar Barat Surabaya, Emil berharap, jika potensi tersebut berkembang, maka akan memperlancar proses distribusi bahan makanan, hasil produksi dan sebagainya dari dan menuju Kabupaten Gresik. Kemudian juga terwujud hunian-hunian dan ekosistem yang akan mewadahi generasi-generasi milenial dengan segala kreativitasnya.
“Ya sebagaimana misalnya saya umpamakan Serpong dengan Jakarta hari ini,” pungkasnya. (*)