MALANG, beritalima.com | Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan, kebijakan di sektor pertanian harus memiliki sudut pandang _agribisnis policy_. Dimana kebijakan tersebut dinilai sangat penting, utamanya saat ini yang sedang terjadi pandemi Covid-19 di negeri ini.
“Terutama komoditas buah dan florikultural. Kita berharap bahwa kebijakan kita, tidak bisa dipisahkan dengan agribisnis. Oleh karena itu, ini menjadi sebuah tantangan,” ujar Wagub Emil saat menghadiri penandatanganan komitmen antara Universitas Brawijaya (UB) dengan Pemkab Malang yang diselenggarakan di UB Forest Malang, Minggu (19/9).
Lebih lanjut Emil menjelaskan, _Agribisnis Policy_ di sektor pertanian dinilai sangat tepat. Yakni, kebijakan yang diambil diharapkan tidak menjadi sebuah ‘kelatahan’. Melainkan memiliki waktu untuk terus mengembangkan dari segi kualitasnya.
“Kalau satu nanam porang semua nggak harus menanam porang. Jadi ada waktu-waktunya,” terang Emil.
Dirinya pun mengapresiasi upaya untuk menghasilkan ekonomi skill yang diluncurkan Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Yakni, membangun kawasan 200 kampung buah dan sayur, dan diagregasi di lahan seluas 10 hektar.
“Di Jawa Timur, sepertiga penduduknya bekerja di sektor pertanian. Namun PDRB nya hanya dikisaran 11 hingga 13 persen,” jelasnya.
Untuk itu, dirinya pun mengapresiasi apa yang telah dilakukan UB Malang sebagai salah satu center excellent di sektor pertanian yang memiliki konsentrasi khusus di bidang agrikultur berskala nasional.
“Mindset petani harus kita ubah, saya rasa inspirasi petani di Jawa Timur saat ini adalah seorang dengan profesi yang challenging dan berkelas akan kita wujudkan melalui Universitas Brawijaya. Kita berharap bahwa _image_ yang melekat bidang pertanian dengan Universitas Brawijaya,” jelas Emil.
Terkait persoalan pandemi Covid-19 yang saat ini mulai menurun, Emil berharap, agar segera kondisi tersebut berubah menjadi endemi. Sehingga pemulihan ekonomi dapat kembali bangkit. Dimana di sektor pertanian holtikultura memiliki potensi yang cukup besar, utamanya di sektor hulu hingga hilir.
“Kami melihat kerjasama antara Pemda Kabupaten Malang dengan Universitas Brawijaya yang memastikan untuk menanam excellent di hulunya,” imbuh Emil.
Melihat itu, Wagub Emil berharap, tata kelola niaga menjadi feedback florikultural di sektor hulu. Apalagi UB Malang yang menduduki peringkat 3 nasional dalam hal atensi di bidang pertanian dapat menunjang teknologi pertanian.
Sementara di sektor hilir, sebut Emil, pemahaman branding, strategi dan _chain supplay_ juga menjadi hal yang sangat penting untuk diketahui. Sehingga diharapkan dapat dipahami soal waktu-waktu yang tepat untuk menanam komoditas.
“Termasuk kerjasama hari ini luar biasa, Ibu Gubernur memiliki atensi luar biasa dalam sektor pertanian. Harapan kita di Jatim ada Belanova (Belanja Inovasi) atensi kami kalau tahun lalu di sektor kesehatan. Namun tahun ini saatnya melirik ke sektor pertanian. Pemerintah harus dipaling depan siap mendorong inovasi, bukan hanya menerima saat sudah matang,” jelas Emil.
Dikesempatan yang sama, Bupati Malang Sanusi menyampaikan, bahwa Kabupaten Malang akan terus mengembangkan komoditi Alpukat Pemeling. Apalagi potensi tersebut sudah mendapat apresiasi dari Presiden RI Joko Widodo karena hak ukurannya yang besar.
“Alpukat ini berasal dari Wonorejo, Lawang. Dimana asal muasal bibit dan induknya menjadi nominasi holtikultural se Indonesia. Pak Presiden tertarik dan Alpukat Pemeling layak dijadikan alpukat terbaik di Indonesia. Sehingga, Pak Presiden meminta untuk pengembangan 1 juta bibit yang akan disebar di Indonesia,” jelas Bupati Sanusi.
Sementara dalam kunjungan kerjanya di Kab. Malang, sebelumnya, Wagub Emil berkesempatan meninjau kegiatan vaksinasi di Desa Donowarih, Kab. Malang. Kegiatan tersebut diikut sebanyak 200 orang.
Selain meninjau vaksinasi, Emil juga berkesempatan meresmikan Embung Desa Donowarih yang ditandai dengan pelepasan ratusan ikan. Disamping itu, dirinya juga berkesempatan melihat penandatanganan Komitmen bersama antara Dinas Pertanian Kab. Malang dengan Dekan FMIPA UB Malang tentang Kultur Jaringan, Dekan FAPET UB Malang dengan Dinas Peternakan Kab. Malang tentang penggemukan sapi, Direktur Vokasi UB Malang dengan Dinas Tenaga Kerja Kab. Malang tentang pendidikan dan pelatihan (Diklat).
Mantan Bupati Trenggalek itu juga melakukan kegiatan penanaman pohon pisang ‘Sang Mulyo’, Alpukat Pemeling dan Jeruk dari Balijestro di Sumberwangi UB Forest .
Ikut hadir di acara tersebut, Dandim 0818 Kab Malang Letkol Inf Yusub Dody Sandra, Kajati Kab Malang Edi Handoyo, Wakapolres Kab Malang Bagoes Wibisono, Rektor Universitas Brawijaya Malang Nuhfil Hanani, Para KA OPD Kab Malang, Staf Ahli WR 4 Soni Kurniawan, Ketua LPPM Bambang Susilo, Direktur BUA Herman S Kumoro, dan Dekan UB Malang FTP Imam Santoso.(*)