Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf mengingatkan Rumah Sakit (RS) untuk menerima pasien yang menggunakan fasilitas asuransi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pasalnya, masih banyak RS yang belum melayani dengan baik jika ada pasien yang menggunakan JKN, padahal, pasien tersebut harus mendapat perawatan dengan segera.
“Saya minta, RS tidak usah ragu-ragu dalam melayani pasien, terutama pasien yang menggunakan kartu JKN, kerjakan dulu, siapapun pasiennya, ojo ditakok’i.. pakai kartu apa? Duitnya mana? Jika seperti itu, keburu meninggal duluan pasiennya”
Hal itu disampaikan Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim saat pemancangan tiang pertama pembangunan Gedung Rumah Sakit Islam (RSI) Medical Center 5 Lantai, Jl. A. Yani No. 2-4, Kecamatan Wonokromo, Surabaya, Senin (16/5).
Gus Ipul mengatakan, prioritas utama dari RS tentu memberikan pelayanan di bidang kesehatan yang terbaik bagi masyarakat, baik dari golongan yang mampu maupun tidak mampu, karena itu, jika ada pasien yang menggunakan fasilitas JKN, juga harus dilayani dengan sebaik-baiknya.
Namun sangat disayangkan, masih ada kasus RS tidak melayani dengan baik, bahkan menolak pasien yang menggunakan kartu JKN, akibatnya, pasien tersebut kondisinya makin parah, bahkan meninggal. “Tentu kita semua tidak ingin kasus seperti itu terjadi lagi, jadi saya minta, RS harus menerima pasien JKN. Ojo ditakok’i duit e disik.. soal biaya nanti bisa dibicarakan dengan BPJS, atau dengan pemerintah kabupaten/kota, maupun dengan pemerintah provinsi, pokoknya, pasien tersebut masuk dulu, lalu dilayani dengan baik” katanya.
Masih menurut Gus Ipul, terdapat tiga hal yang menentukan kemajuan sebuah RS. Pertama, tata kelolanya, tata kelola yang bagus bergantung pada manajemen yang bagus pula. Manajemen yang bagus adalah yang mengikuti 4 sifat Rasulullah, yakni bisa dipercaya (Sidiq), Amanah (accountable) alias bisa mempertanggungjawabkan, lalu cerdas (fathonah), yakni selalu berinovasi, dan mampu berkomunikasi dengan baik kepada semua pihak (tabligh).
“Alhamdulillah RSI sudah bagus-bagus orangnya, seperti Prof. Nuh, dan Pak Samsul, ini sudah tepat memimpin RS, karena mengutamakan kepentingan orang banyak daripada kepentingan pribadi” tuturnya.
Yang kedua, tenaga kesehatannya harus baik, baik dokter, perawat, dan unsur-unsur pendukung yang lain. “Alhamdulillah RS ini sudah memiliki tenaga kesehatan yang baik, namun tetap harus belajar, dan berinovasi, apalagi kini kita telah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), untuk memenangkan MEA, SDM kita harus terus meningkatkan kualitas dan kompetensi” katanya.
Terakhir, RS harus memenuhi perizinan-perizinan yang diperlukan, baik ijin limbahnya, ijin operasinya, dan ijin-ijin lainnya. “Saya minta RS ini bisa memenuhi dan melengkapi izin-izin yang dipersyarakatkan, sehingga baik yayasannya, dokternya, perawatnya, dan RS-nya benar-benar profesional” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis), Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA mengatakan, pembangunan gedung baru setinggi lima lantai RSI Medical Center ini ditargetkan selesai dalam waktu 1,5 tahun. Sedangkan total anggarannya, diperkirakan senilai Rp. 42 miliar, jumlah ini bisa bertambah menjadi sekitar Rp. 62 miliar jika ditambah dengan mebeler dan peralatan medis.
Nuh mengatakan, pihaknya ingin menjadikan RS swasta tertua di Surabaya ini sebagai pusat layanan hemodialisa (cuci darah) dan pusat layanan kesehatan dan kecantikan kaum hawa (women health and beauty). Karena itu, gedung ini dilengkapi dengan berbagai macam peralatan diagnostik untuk kepentingan operasi dan rawat jalan pasien.
Karena letaknya strategis, lanjut Nuh, yakni di pintu gerbang masuk Kota Surabaya, RSI akan hadir sebagai ikon bagi Surabaya, pembangunan gedung ini sekaligus mendukung Surabaya sebagai kota jasa layanan, khususnya layanan kesehatan. Selain itu, gedung ini juga akan dijadikan tempat praktik para mahasiwa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Kedepan, RS ini juga disiapkan sebagai RS pendidikan.
“Ada dua bidang yang menjadi fokus kami untuk membantu Surabaya sebagai kota jasa, yakni fokus di bidang kesehatan, yakni dengan berdirinya dua RSI, di A. Yani dan Jemursari, dan bidang pendidikan dengan berdirinya Unusa. Kami yakin dengan meningkatkan pelayanan di dua bidang ini, akan membantu berkembangnya Surabaya sebagai kota jasa” ujarnya.
Nuh optimis, prospektus untuk kedua bidang tersebut sangat cerah. Pasalnya, Surabaya dan sekitarnya kini tingkat kesejahteraannya terus meningkat, sehingga kebutuhan akan layanan yang berkualitas pun juga meningkat. Disitulah kehadiran RS yang baik dan berkualitas demi memenuhi layanan kesehatan semakin dibutuhkan.
Nuh menambahkan, sebagai aset milik NU, maka yang dilakukan oleh Yarsis ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam rangka 100 tahun NU. “Kehadiran RSI dan Unusa adalah bagian dari upaya kami memberikan pelayanan yang optimal kepada umat” katanya. (**)