SURABAYA, beritalima.com | Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mendorong mahasiswa untuk berani berpikir kritis serta terus memiliki kreativitas dan inovasi. Kemampuan tersebut dinilai sangat diperlukan terutama dalam menjawab tantangan revolusi industri 4.0.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pemateri dalam Advance Training Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Timur 2019 di Islamic Center Surabaya, Rabu (28/8).
Emil, sapaan lekat Wagub Jatim ini mengatakan, di era seperti ini mahasiswa tidak bisa hanya sekedar pintar berbicara, tapi ia juga harus mempu bekerja atau menghasilkan sesuatu.
“Jangan cuma pintar ngomong tapi juga harus pintar kerja dan bisa meng-create sesuatu. Pintar ngomong bagus, tapi harus menghasilkan sesuatu. Sebagai anak muda, kita harus bekerja lebih keras dan lebih baik serta menghasilkan sebuah karya,” katanya.
Selain itu, di era seperti sekarang ini tidak bisa hanya sekedar mengandalkan kepintaran atau intelektualitas saja, tapi harus pintar bekerja.
“Kita harus membuat semua orang punya kesempatan untuk menjadi pintar, tapi seberapa pintar itu relatif. Kalau hanya bangga dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) saja kita tidak akan kemana-mana. Jadi kita harus punya rasa ingin tahu, berani mencoba dan kerja keras. Orang yang sombong dengan kepintarannya akan celaka. Tapi kalau kita bisa membuat kepintaran kita bermanfaat untuk orang lain itu yang baik,” katanya.
Selain pintar bekerja, lanjutnya, yang tidak kalah penting adalah anak muda harus memiliki karakter dan mental spiritual. Ia lantas mencontohkan Mark Zuckerberg, pemilik dan pendiri facebook. Menurutnya, Mark bercerita bahwa bila ia lahir di keluarga tidak mampu mungkin waktunya habis untuk bekerja mencari nafkah, bukan membuat program atau programming dan menemukan facebook. Namun karena dirinya memiliki waktu, maka bisa membuat program dan akhirnya membuat facebook.
“Artinya tidak ada dari kita yang hebat sendiri, kita ditolong oleh keadaan kita masing-masing. Jadi jangan pernah lupa bersyukur. Kita disini karena ada orang tua kita yang mendukung, kita punya kesehatan, kesempatan, kemampuan maka sudah menjadi tugas kita untuk berbuat baik untuk orang lain,” pesannya.
Advance training ini tidak hanya diikuti peserta dari Badko HMI Jatim saja, tapi juga dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Aceh, Sulsel-Bar, Jambi dan Kaltim-Tara. Training ini bertujuan untuk membina kader pemimpin yang mampu menterjemahkan dan mentransformasikan pemikiran konsepsional secara profesional dalam gerak perubahan sosial. (rr)