SITUBONDO, beritalima.com – Produksi jagung di Situbondo setiap tahunnya terus meningkat, itu semua hasil kerja keras, gigih dan sabar pemerintah daerah dan para petani, sehingga produksi jagung Situbondo bisa terus meningkat meskipun tantangannya semakin berat. Karena luas lahan pertanian tambah tahun semakin berkurang dan menyempit.
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jatim, Drs. H. Saifullah Yusuf saat memberikan sambutan seusai melaksanakan gerakan tanam jagung dan panen raya jagung di Desa Karang Asem, Kelurahan Pokan Kabupaten Situbondo, Senin ( 11/9) sore.
Menurut Gus Ipul panggilan akrap Wagub Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf, untuk menjawab tantangan berkurangnya lahan yang tambah tahun semakin menyempit yang setiap tahunnya lahan pertanian berkurang 1000 Hektar. Berkurangnya lahan pertanian ini untuk memenuhi kebutuhan perumahan dan industri, dikarenakan jumlah masyarakat yang semakin banyak. Untuk itu, kedepan harus dilakukan inovasi dan kreativitas bagaimana caranya bisa mendapatkan dan memperoleh bibt unggul sekaligus menemukan tehnologi tepat guna yang canggih untuk pertanian.
Caranya, pemerintah mengajak perguruan tinggi dan swasta untuk mengadakan dan melakukan penelitian serta riset, agar bisa menghasilkan atau menemukan bibit unggul baru yang tahan hama serta dengan masa tanam yang pendek tapi hasil produksinya tinggi. Yaitu dengan waktu tanam tidak terlalu lama tapi hasil yang diperoleh meningkat. Contohnya, kalau sebelumnya tanam jagung dengan mana tanam 110 hari baru panen dan sekarang 90 hari sudah panen.
“ Bagaimana kedepan kita bisa menghasilkan bibit unggul dengan masa tanam jagung semakin pendek yaitu dengan waktu kurang dari 80 hari sudah bisa panen dan hasil produksinyapun bertambah banyak. Untuk mendapatkan itu semua harus diadakan penelitian dan riset terus menerus dan continyu oleh pemerintah maupun swasta agar bisa mendapatkan dan menghadirkan bibit yang unggul untuk petani kita,” tambah Gus Ipul.
Selanjutnya Gus Ipul menambahkan, begitu juga dengan tehnologi tepat guna yang canggih untuk petani juga harus diperhatikan agar ongkos atau biaya yang dikeluarkan petani tidak mahal dan banyak.Karena kalau menanam jagung dengan menggunakan alat atau mesin tepat guna, otomatis ongkos bisa ditekan karena tidak banyak menggunakan tenaga manusia.
Ongkos bisa ditekan, hasil produksi terus meningkat otomatis pendapatan dan penghasilan petani bertambah serta kualitas hidupnyapun akan semakin baik dan sejahtera. Musim tanam menggunakan mesin, begitu juga dengan pemanen jagungpun dengan menggunakan mesin hasilnya tidak tercecer, sehingga hasilnya lebih banyak. Sedang alasan petani beralih menggunakan mesin, karena anak-anak petani banyak yang tidak mau bertani atau bekerja di sawah dan mereka banyak memilih bekerja di pabrik.
“ Sehingga tehnologi sangat dibutuhkan dan diperlukan agar bisa menjawab tantangan lahan sempit tapi mampu menghasilkan yang melimpah untuk memenuhi permintaan pasar yang terus bertambah dan meningkat,” jelasnya.
Situbondo Salah Satu Sentra Jagung di Jawa Timur.
Wagub. Jatim, Drs. H. Saifullah Yusuf mengatakan, petani Kabupaten Situbondo sanggup memenuhi kebutuhan Jagung di Jawa Timur, karena Situbondo merupakan salah satu daerah Sentra Jagung di Jatim. Seperti yang disampaikan Bupati dalam sambutannya tadi bahwa produksi jagung Situbondo sekarang ini sebesar 270 Ton lebih setiap tahun. Dan Situbondo ikut mensuplay kebutuhan jagung di Jatim sebesar 270 ribu Ton/ tahun atau 4,33 % kebutuhan jagung di Jatim. Dari total produk jagung di Jatim tahun 2016 sebesar 6.288.764 ton, dengan luas lahan seluas 1.200.000 Hektar. Sedang target produksi jagung Jatim tahun depan sebesar 6.500.000 ton, dengan luas lahan ditingkatkan menjadi 1.400.000 Hektar.
Untuk itu, Gus Ipul, atas nama pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat berterima kasih kepada Pemerintah Situbondo dan kepada para petani Situbondo. Karena setiap tahun terus berusaha untuk bisa meningkatkan hasil produksi jagungnya, dengan kerja keras dan bekerja sama guna memenuhi permintaan akan kebutuhan pangan, pakan dan kebutuhan bio fioel atau bahan bakar alternatif. “ Ini hal yang nyata dan menunjukkan bahwa kebutuhan jagung akan terus bertambah
dan meningkat dari tahun ke tahun,” tegasnya.
Situbondo bisa terus berhasil meningkatkan hasil produksi jagung di daerahnya, karena pertanian di daerah ini sudah menggunakan pupuk organik. Mulai tahun 2016 kemarin petani di Situbondo telah mengenal dan ber-alih ke pupuk organik. Itu semua adalah hasil dari bimbingan Bapak Bupati Situbondo, H. Dadang Wigiarto,SH dengan bekerjasama dengan Pak. Taufik pemilik usaha pupuk Organik.
Mulai tahun 2016 kemarin, lahan pertanian yang menggunakan pupuk organik di Situbondo seluas 2000 Hektar. Antara lain, lahan pertanian yang ditanami tebu seluas 1.200 Hektar, Kopi, padi dan jagung. Untuk tebu diperkirakan akan panen tahun depan yakni tahun 2018.( rr).