SURABAYA, Beritalima.com|
Program vaksinasi bagi para siswa SMA, SMK dan SLB yang dalam kewenangan provinsi Jawa Timur segera tuntas, mengingat kegiatan vaksinasi ini mendapat atensi yang luar biasa, baik dari para siswa maupun para guru di sekolah masing-masing. Demikian penjelasan yang disampaikan oleh kepala Dinas Pendidikan Jatim DR Ir Wahid Wahyudi MT saat melakukan peninjauan kegiatan vaksinasi di SMAN 6 Surabaya. Kamis (22/7/2021).
“Sampai hari ini untuk SMA, SMK dan SLB yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi, guru dan tenaga kependidikan yang sudah divaksin pertama itu sebanyak 89%. Sedangkan yang sudah vaksin kedua itu 72% dan ini dilanjutkan terus sampai mencapai 100%. Kemudian selama seminggu ini dan minggu minggu kedepan prioritasnya adalah siswa. Beberapa kabupaten kota sudah melakukan kegiatan vaksinasi ini, diantaranya adalah Surabaya, Jombang, dan lain-lain,” papar Wahid.
Wahid mengatakan bahwa beberapa hari yang lalu vaksinasi sudah dilaksanakan di SMA negeri 5 Surabaya. Dan hari ini, Wahid yang mendampingi gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, meninjau pelaksanaan kegiatan vaksinasi di SMA negeri 6 Surabaya.
“Besok kegiatan vaksinasi dilakukan di SMA Trimurti Surabaya. Tentu kegiatan ini diikuti oleh kabupaten kota yang lain, sehingga pada saat pembelajaran tatap muka terbatas nanti dilaksanakan, diharapkan semua warga sekolah, baik itu guru, tenaga kependidikan, maupun siswa itu semua sudah mendapatkan vaksinasi,” lanjutnya.
“Saat ini kita melaksanakan instruksi menteri Dalam negeri, Di mana dalam pemberlakuan PPKM Darurat ini, apabila kabupaten kota itu masuk di dalam PPKM Darurat, maka pada semua pembelajaran dilakukan secara daring. Dan di Jawa Timur, dari 38 kabupaten kota ini semua itu masuk level 3 dan level 4, sehingga semua kabupaten kota selama PPKM Darurat ini dilaksanakan pembelajaran secara online atau dari rumah. Kita akan melihat perkembangan, apabila nanti sudah selesai PPKM Darurat, tentu akan kita lihat kembali. Karena pembelajaran jarak jauh itu tidak bisa berjalan secara efektif, baik itu karena sarana prasarana, termasuk juga daya tangkap siswa yang tidak bisa optimal dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh, dan bahkan ada hal khusus yang harus dilakukan dengan tatap muka,” tandasnya.
Mantan kepala Dinas Perhubungan Jatim ini menuturkan, pembelajaran tatap harus dilakukan oleh siswa SMK, misalnya memberikan pembelajaran kompetensi keahlian keterampilan.
“Oleh karena nanti akan kita rumuskan pembelajaran tatap muka terbatas, dan kemarin sebelum diberlakukan, Gubernur Jawa Timur ibu Khofifah Indar Parawansa sudah merumuskan kebijakan rencana pembelajaran tatap muka. Yang pertama bahwa pembelajaran tatap muka terbatas akan dilaksanakan setiap hari 4 jam pelajaran, masing-masing jam pelajaran 30 menit tanpa istirahat. Jadi hanya 2 jam, kalau masuk jam 7, jam 9 sudah bisa meninggalkan sekolah, dan diharapkan sebelum salat dzuhur semuanya sudah sampai di rumah masing-masing. Agar tidak terjadi kerumunan di sekolah masing-masing. Masing-masing siswa itu hanya diperkenankan masuk 2 hari dalam satu minggu, dan yang perlu dikontrol ketat adalah kesiapan sarana prasarana sekolah dalam hal protokol kesehatan, termasuk masing-masing sekolah. Diantaranya, misalnya guru dalam mengajar tidak boleh keliling-keliling, harus tetap duduk di tempat masing-masing. Sekolah harus ada gugus tugas, petugasnya para siswa sendiri, ini untuk mengingatkan temannya, untuk memantau temannya, agar kegiatan PTM bisa terlaksana dengan baik dan aman,” pungkasnya.(Yul)