SURABAYA, Beritalima.com |Kepala Dinas Pendidikan provinsi Jawa Timur, Dr Ir Wahid Wahyudi MT menyampaikan, tahap pertama penyaluran kuota internet gratis untuk siswa SMA, SMK dan SLB baik negeri maupun swasta telah selesai pada hari Senin, 7 September 2020.
Selanjutnya akan ada tahap kedua pendistribusian pada pekan ketiga September 2020. Wahid mengatakan, pada tahap pertama Dindik Jatim bersama Telkomsel telah membagikan 1.096.838 kartu berisi kuota internet 10 gigabyte (GB) dengan masa aktif selama satu bulan.
Kartu tersebut sudah tersalurkan ke 3.700 SMA, SMK dan SLB se-provinsi Jatim. Pembagian ini akan terus berjalan, karena ketersediaan kartu masih banyak.
“Telkomsel membagi dua tahap. Minggu pertama September ini dibagikan 1,3 juta kartu untuk siswa SMA, SMK dan SLB negeri dan swasta. Dengan total siswa update per September 2020 di Dapodik sebanyak 1.298.085 siswa,” terang Wahid.
Pada tahap kedua, Telkomsel akan membagikan 100 ribu kartu. Kali ini akan disalurkan untuk guru dan tenaga kependidikan. Mulai dari Aparatur Sipil Negara (ASN), Guru Tidak Tetap (GTT) hingga Pegawai Tidak Tetap (PTT) tingkat SMA, SMK dan SLB se-provinsi Jatim.
“Sementara update data GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) yang masuk sudah 96.122 orang,” sambung Wahid.
Apabila besaran kuota 10 GB yang digunakan untuk pembelajaran daring tidak cukup, Wahid menyarankan siswa atau guru bisa menambah Rp5 ribu.
Mereka secara otomatis akan mendapat tambahan kuota 11 GB. Tak hanya itu, pada September 2020, bantuan kuota internet gratis juga diberikan Kemdikbud.
“Nanti akan diberi kuota internet oleh Kemdikbud mulai September sampai Desember yang secara nasional telah dianggarkan Rp7,2 triliun,” lanjut Wahid.
“Siswa akan mendapatkan 35 GB per bulan sedang guru akan mendapatkan 42 GB per bulan. Jadi untuk kebutuhan kuota internet tidak ada masalah. Karena cukup untuk melakukan pembelajaran baik video conference maupun learning manajemen sistem atau YouTube,” tandasnya.
Namun, pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih menemui kendala di 62 SMA/SMK di Jatim yang berada di daerah kepulauan dan pegunungan. Rerata kawasan tersebut belum terjangkau jaringan internet. Dindik Jatim meminta bantuan ke Telkomsel untuk membangun Base Transceiver Station (BTS) mini.
“Untuk daerah yang jaringannya kurang bagus, yang memanfaatkan pohon2 tinggi agar pembelajaran jarak jauh bisa terjangkau. Dan ini sudah dibicarakan oleh pihak telkom dengan manajemen,” kata Wahid.(yul)