Wakil Ketua Umum LGP: Makna Pidato Megawati di HUT PDIP Ke-49, Representatif Ganjar – Puan

  • Whatsapp

Jakarta – Wakil Ketua Umum Laskar Ganjar Puan (LGP), Troy Evelin Pamalingo mengungkapkan, ada beberapa hal penting dari pidato Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di HUT PDI Perjuangan ke-49.

Pertama, dalam Pidatonya Ibu Mega menyampaikan seringnya perempuan terlupakan sampai saat ini. Padahal dalam sejarah Indonesia, banyak pahlawan perempuan yang disebutkan Ibu Mega muncul sebagainya pemimpin perempuan dan berjasa terhadap bangsa dan negara.

Konstitusi kita juga tidak mengenal diskriminasi terhadap perempuan dihadapan negara. Pesan tersirat dalam pidato Ibu Mega terbaca sebagai sebuah persoalan bangsa mengenai krisis munculnya kepemimpinan perempuan.

Laskar Ganjar – Puan membaca fikiran Ibu Mega untuk memberikan kepercayaan kepada pemimpin perempuan dan Laskar Ganjar – Puan berjuang terhadap pemikiran tersebut.

Kehadiran pemimpin perempuan di Indonesia terakhir kali terjadi pada kepemimpinan Ibu Mega sebagai Presiden di tahun 2004.

Laskar Ganjar – Puan berusaha menjawab tantangan persoalan bangsa itu 20 tahun kemudian, dengan memunculkan tokoh perempuan sebagai pimpinan nasional kembali di tahun 2024.

“Puan Maharani yang merupakan tokoh perempuan yang sudah tidak diragukan lagi sebagai pemimpinan DPR saat ini dan mantan Menteri Kordinator PMK sudah saatnya digadang sebagai pemimpin perempuan Indonesia kedepan,” ujar Troy, Senin (10/1/22).

Kedua, lanjut Troy, Ibu Mega juga mengingatkan bahwa, Indonesia belum mampu berdiri di atas kaki sendiri terhadap keselamatan bangsa dan negara. Ibu Mega juga menyampaikan adanya benalu yang memanfaatkan pandemi untuk mencari keuntungan.

Terdapat kerentanan sistim kesehatan nasional karena ketergantungan negara terhadap barang – barang impor, bahkan sekedar untuk jarum suntik dan kebutuhan vital lainnya.

Laskar Ganjar – Puan memaknai pidato Ibu Mega dengan memunculkan pasangan Ganjar – Puan sebagai pasangan calon Presiden di tahun 2024 yang merupakan kader ideologis dan kader biologis Bung Karno.

“Keduanya siap menjalankan pemikiran Bung Karno untuk Indonesia yang berdiri diatas kaki sendiri di bidang ekonomi. Adanya benalu yang memanfaatkan situasi atas nama pandemi,” terangnya.

Menurutnya, ini harus segera ditertibkan oleh Presiden Jokowi. Pihak yang terindikasi berbisnis dan mencari keuntungan atas nama pandemi harus segera diganti oleh Presiden Jokowi. Sementara ketergantungan Indonesia akan impor alat kesehatan yang disampaikan oleh Ibu Mega, merupakan tanggung jawab dari Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dan Menteri BUMN, Erik Tohir.

“Keduanya tidak mampu membangun industri kesehatan yang begitu penting bagi ketahanan negara,” jelasnya.

Ketiga, tambah dia, pidato Ibu Mega memerintahkan seluruh kader Partai untuk menyapa masyarakat sebagai kekuatan PDI Perjuangan. Kegiatan menyapa masyarakat harus menjadi program yang dijalankan oleh seluruh kader Partai.

Laskar Ganjar – Puan melihat instruksi Ibu Mega ini sebagai bentuk tantangan kepada kader PDI Perjuangan untuk selalu memiliki empati kepada rakyat di setiap kegiatan dan programnya.

“Laskar Ganjar – Puan menilai pemimpin yang dekat dengan rakyat harus mencontoh apa yang dilakukan oleh kader PDI Perjuangan seperti Presiden Joko Widodo, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, serta Ketua DPR RI, Puan Maharani,” katanya.

Ganjar Pranowo dan Puan Maharani selalu ada dan menjawab kebutuhan masyarakat di era pandemi ini.

“Ganjar Pranowo yang selalu menjuarai hasil survey pemilihan Presiden saat ini, merupakan suatu bukti dirinya berada dekat ditengah-tengah masyarakat,” tandasnya. (Red).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait