JAKARTA, Beritalima.com– Wakil rakyat dari Dapil Jawa Timur IV, Amin Ak mendorong generasi milenial khususnya di Kabupaten Jember serta Lumajang untuk menekuni dunia wirausaha karena berani mengambil resiko menjadi wirausahawan merupakan langkah tepat buat pemuda yang ingin meraih sukses.
Hal tersebut disampaikan politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Komisi VI DPR RI ini ketika bertemu dengan kalangan milenial dalam kunjungan reses ke Dapilnya di Jember, Jawa Timur, Selasa (10/3) pagi.
Menurut wakil rakyat yang ditempatkan fraksi PKS di komisi membidangi perdagangan tersebut, kiprah kaum milenial saat ini akan menentukan wajah Indonesia ke depan, termasuk tingkat kesejahteraan masyarakatnya.
Mengacu kepada data Badan Pusat Statistik, 2020 sekitar 83 juta atau 34 persen dari total penduduk Indonesia adalah milenial. Amin mengingatkan, BPS juga mencatat, proporsi anak-anak muda yang menganggur paling banyak lulusan SMA dan perguruan tinggi, mencapai 17,4 persen dan 13,1 persen.
Karena itulah munculnya fenomena pengangguran terdidik di kalangan anak muda harus diantisipasi, salah satunya memperbanyak wirausahawan baru. “Agar bisa memperoleh benefit maksimal dari bonus demografi, langkah yang harus kita lakukan adalah menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Bonus demogafi harus diisi dengan kekuatan jumlah wirausaha. Kalau tidak, penduduk Indonesia nanti hanya menjadi pasar saja,” kata Amin.
Sebab itu, Amin mendorong agar bisnis-bisnis rintisan saat ini bisa menjadi perusahaan besar di kemudian hari. “Saat muda adalah masa yang fleksibel. Ketika gagal, kita masih punya cukup usia untuk kembali mencoba serta terus berusaha,” nasehat laki-laki berbintang Leo kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 6 Juli 1965 tersebut.
Amin mengatakan, saat ini tingkat kewirausahaan Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, jumlah pengusaha di Indonesia baru 1,65 persen dari jumlah penduduk. Rasio itu jauh tertinggal dibanding dengan jumlah pengusaha yang ada di negeri jiran seperti Singapura (7 persen), Malaysia (5 persen), maupun Thailand ( 3 persen).
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang bahkan memiliki pengusaha lebih dari 10 persen dari jumlah populasi. Idealnya jumlah pengusaha adalah 2 persen dari total populasi, tetapi untuk mencapai target pendapatan perkapita yang baik diperlukan 6,13 juta pengusaha atau sekitar 2,5 persen dari populasi. Saat ini jumlah wirausaha yang mapan sekitar 4 juta.
Karena itu kaum milenial memiliki peran dan fungsi strategis dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju. Generasi muda saat ini memiliki karakteristik yang antusias, semangat kompetitif, serta kemampuan beradaptasi yang tinggi dengan perkembangan teknologi sehingga Indonesia siap menghadapi revolusi industri 4.0 dan bisa bersaing secara global.
Amin juga mengingatkan agar kaum milenial memperkuat kemampuan atau skill digital. Beradasarkan riset yang dilakukan IDN Research Institute, dalam laporan berjudul “Indonesia Millenial Report 2019”, aktivitas anak muda Indonesia saat ini sangat dipengaruhi dunia digital. Dari kuliner, traveling, hingga mencari kerja dilakukan secara daring.
Sayangnya, dari 63 juta UMKM di Indonesia, baru 3,97 juta menggunakan teknologi, sehingga program seperti ini ini bisa mendorong sektor tersebut lebih melek digital saat mengembangkan bisnis khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan usaha (sourcing) dan pendanaan (financing). “Kuasai keahlian digital untuk menopang bisnis. Agar bangsa kita tidak hanya menjadi pasar bagi produk-produk dari luar,” demikian Amin Ak. (akhir)