“Jika menjadi pegawai, ada batasnya. Jika di dunia wirausaha, maka batasannya langit. Bapak – Ibu sekalian silahkan menjadi bos bagi dirinya sendiri. Kami akan memberikan pelatihan kuliner hingga kerajinan jika panjenengan semua tertarik,” imbuh walikota.
Walikota menambahkan, Pemkot Surabaya telah melakukan berbagai upaya untuk menyerap tenaga kerja. Seperti job market fair beberapa kali yang diikuti oleh ribuan pencari kerja. Serta, pelatihan keterampilan melalui Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda.
Dalam kesempatan tersebut, Risma –sapaan akrab walikota- turut memerkan batik milik UKM Jaruk Arum. Batik tersebut selalu ia bawa sebagai souvenir yang diberikan kepada walikota dan duta besar perempuan setiap melakukan lawatan ke luar negeri, atau setiap mereka datang ke Surabaya. “Batik tulis ini sudah ada yang berharga di atas satu juta rupiah. Panjenengan semua yang bisa menjahit, nanti langsung membuat baju dari batik ini. Harganya bisa dua kali lipat dari yang hanya batik saja. ” tegas walikota.
Ahmad Arif dari UKM Putat Jaya eks lokalisasi Dolly turut memberikan testimoni upayanya membangun UKM sablon. Dengan usaha sablon tersebut, kini Arif dapat menyerap tenaga kerja dari warga eks lokalisasi Dolly. Omset yang didapat kini membuahkan satu unit mobil untuk operasional sehari-hari. Sedangkan, Wiwit Manfaati dari UKM Wiwit Collection menceritakan awal ia membangun usaha pengelolaan enceng gondok. Awalnya, kerajinan yang ia buat untuk membantu penghasilan suami. Namun, dengan ketekunan Wiwit kini memiliki dua unit mobil untuk operasional dan memberdayakan warga sekitar untuk bergabung dalam usahanya.
Walikota juga melihat ada lulusan sarjana hukum yang mengirimkan surat kepadanya. Walikota pertama di pemerintahan kota Surabaya ini langsung meminta Dinas Sosial Surabaya agar menawarkan beasiswa Notariat. “Di meja saya ada dua surat, semua lulusan sarjana hukum. Dinsos tolong dibantu ditawarkan beasiswa notariat, agar mereka bisa buka sendiri, dan tidak harus ikut orang,” imbuh walikota.
Walikota juga menghibau kepada warga yang baru saja lulus dari SMA, agar meneruskan di tingkat universitas. Risma menjelaskan, bahwa Pemkot tiap tahunnya memberikan beasiswa di unversitas negeri di Surabaya. “Jika ada penawaran beasiswa dari Dinsos, jangan ditolak, jangan minder, kita bisa mengubah nasib kita salah satunya melalui jalur pendidikan,” tegas walikota.
Bernardus Purwanto, mantan staf HRD di salah satu perusahaan swasta Surabaya yang mendapat surat undangan pengarahan oleh walikota, mengaku menjadi terinspirasi dan ingin membuka usaha kuliner dengan dua temannya yang juga ada di tempat. Namanya pun kemudian lekas didata untuk tergabung dalam program Pejuang Muda. “Saya jadi terbuka, ternyata menjadi orang sukses tidak harus ikut orang tetapi harus berusaha dengan tangan kita sendiri. Saya juga berharap Pemkot terus memotivasi para pemuda dan memberi modal dan lahan untuk berwirausaha,” tegas Bernardus ambisus.