MADIUN, beritalima.com- Sejak dilantik menjadi Walikota Madiun sisa masa jabatan 2014-2019 (21/8) lalu, untuk pertama kali H. Sugeng Rismiyanto, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Walikota, menyapa warganya melalui dialog interatif “Walikota Menyapa” yang diselenggarakan oleh RRI Madiun, Jawa Timur, Kamis 31 Agustus 2017.
Acara yang dilaksanakan di Balaikota Madiun ini, tujuannya agar warga Kota Madiun mengenal lebih dekat dengan sosok Walikota Madiun yang baru.
Dalam acara tersebut, Sugeng menceritakan masa kecilnya yang mempunyai cita-cita menjadi seorang pilot. Tapi cita-cita itu kandas ketika ia mengambil jurusan IPS ketika duduk di bangku SMA 2 Kota Madiun.
Sugeng juga menceritakan juga menceritakan kisah cintanya dengan ‘mantan pacar’ yang kini menjadi istrinya, yakni Ny. Ismah Rismiyanto. Sugeng mengenal istrinya ketika sama-sama kuliah di IAIN Yogjakarta. Mantan rektor Unmer Madiun mengenal Ny. Ismah karena tempat tinggalnya waktu kuliah, saling bertetangga alias ‘Pek-nNgo’ (ngepek tonggo).
Ketika ada warga yang menelpon pada dialog interaktif ini dan menanyakan tentang visi misi, dengan lugas dijawabnya jika visi misi tetap sesuai Baris jilid 2. Yakni terwujudnya Kota Madiun yang lebih maju dan sejahtera.
“Membangun ini dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Karena itu di Musrenbang kelurahan, peran dari “agent of change” dilibatkan. Partisipasi masyarakat adalah apa yang bisa dibangun di lingkungannya masing – masing tetapi tetap berdasarkan peraturan yang berlaku,” jawab Sugeng.
“Pembangunan yang bermartabat adalah pembangunan yang nanti berakar apa yang jadi kemauan dan nanti akan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya,” lanjutnya.
Selain itu, Walikota madiun juga berharap pelayanan publik di Kota Madiun bisa “jemput bola” dalam memberikan pelayanan kepada warga Kota Madiun.
Bicara menjaga lingkungan yang kondusif, lanjutnya, prinsipnya untuk menjadikan datangnya investor maupun usaha dari luar, diperlukan lingkungan yang kondusif.
“Kondusif di sini termasuk masyarakat tertib, tertib aturan. Meliputi buang sampah, merokok, berlalu lintas, termasuk ketenangan mulai dari dalam keluarganya hingga lingkungan sosialnya. Ketika kondisi kondusif maka pembangunan akan berjalan. Dengan kata lain pembangunan akan berjalan jika masyarakat turut berpartisipasi,” tambahnya.
Saat ditanya mengenai pengaturan RT RW di Kota Madiun, Sugeng menjelaskan bahwa kesemuanya sudah diatur dalam Perda. “Salah satu bentuk pengaturan adalah rusunawa, dimana ditujukan agar tidak ada daerah kumuh,” terangnya.
Dalam dialog ini, Walikota Madiun berpesan kepada pendengar bahwa kerja bersama atau istilah lainnya gotong royong, agar menjadi ciri khas bangsa Indonesia dan Kota Madiun khususnya.
“Untuk menjadikan bagus mudah, tapi untuk menjadikan jelek lebih mudah lagi. Karena itu, persatuan dan kesatuan, kondusifitas, cegah dini dan ketahanan terhadap permasalahan terus dijaga,” pesannya. (Dinas Kominfo Kota Madiun/editor: Dibyo).
Foto: Dinas Kominfo Kota Madiun