MADIUN, beritalima.com- Program kunjungan kerja (Kunker) Pemkot Madiun, Jawa Timur, tampak berbeda kala menyambangi warga Kelurahan Kartoharjo, Rabu 15 November 2017.
Karena sesi dialog yang mengemuka bertemakan kuis. Sejumlah pertanyaan diajukan. Walikota Madiun, H. Sugeng Rismiyanto, memberikan hadiah langsung bagi yang mampu menjawab. Tak heran, kegiatan kunker berlangsung menarik namun tetap berbobot.
“Intinya, maksud dan tujuan kunker harus tersampaikan. Masyarakat jangan hanya diberi penjelasan. Perlu juga ditanya balik,’’ kata Walikota Madiun, H. Sugeng Rismiyanto.
Pertanyaan enam program Baris Jilid 2 mengemuka kali pertama. Walikota langsung menyiapkan hadiah Rp. 500 ribu sebagai perangsang. Masyarakat langsung riuh. Ingin maju ke depan, namun ragu lantaran hanya hafal sebagian program Baris Jilid 2. Beberapa lainnya langsung mencari referensi melalui smartphone. Seorang warga maju ke depan. Walikota langsung mengamankan piranti smartphone yang dibawa. Astisipasi kalau menyontek. Tawa hadirin langsung bergemuruh. “Sudah mengakses informasi dari handphone. Harusnya bisa menjawab,’’ ujar Sugeng.
Sayangnya, hanya tiga dari enam yang berhasil diingat. Yakni, peningkatan pengelolaan kapasitas pendidikan, peningkatan pengelolaan kapasitas kesehatan, dan peningkatan daya saing perekonomian daerah. Sedangkan pengentasan kemiskinan, peningkatan pelayanan publik serta pembangunan infrastruktur belum berhasil disebutkan. Kendati begitu, bukan berarti tanpa hadiah. Walikota tetap memberikan uang tunai dari dompetnya sebesar Rp 250 ribu
‘’Enam progam ini merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Makanya harus tercukupi. Kami terus berupaya anggaran masing-masing program terus ditingkatkan,’’ ujarnya.
Walikota tak lupa berpesan agar selalu menjaga keamanan dan ketertiban dalam masyarakat (kamtibmas). Apalagi Kota Madiun sebentar lagi punya gawe besar. Yakni, pemilihaan kepala daerah (pilkada) yang akan dilaksanakan pertengahan Juni 2018 mendatang. Masyarakat diminta tetap menjaga kerukunan kendati berbeda pandangan politik. Tidak mudah terprovokasi. Harapannya, pilkada semakin menguatkan kerukunan bukan sebaliknya.
“Pilkada hanya sebuah cara memilih pemimpin. Sudah cukup itu. Tidak perlu disikapi berlebih hingga harus mengorbankan hubungan di masyarakat,’’ pintanya. (Diskominfo).