SURABAYA, beritalima.com – Jika menjadi pegawai, maka ada batasnya. Namun jika menjadi pengusaha langit adalah batasnya. Hal tersebut disampaikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di hadapan sekitar 300 warga terdampak PHK yang mengirim surat permintaan kerja kepada walikota. Dalam kesempatan tersebut dihadirkan juga 15 UKM hasil didikan pahlawan ekonomi dan pejuang muda Kota Surabaya sebagai mentor dan motivator.
Dengan menghadirkan mentor dari para pelaku usaha, Risma –sapaan akrab walikota- berharap tidak ada keputusasaan dari para warga terdampak PHK ini. Selain itu, melalui pahlawan ekonomi dan pejuang muda, Risma ingin membuka kesempatan belajar dan magang dengan para mentor dan mencicipi bidang wirausaha.
“Kita semua di sini memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Apa yang saya paparkan di sini agar pandangan panjenengan bisa bebas, dan mandiri secara finansial. Nanti, produk makanan dan kerajinan tangan akan dibantu pemasaran di UKM corner di Balai Kota Surabaya, Gedung ex Siola, dan beberapa kantor kecamatan, ” imbuh Risma.
Walikota perempuan pertama dalam sejarah Pemkot Surabaya ini meminta kepada semua hadirin agar tidak minder, dan mampu melihat peluang. Walikota memberikan contoh, seperti jasa foto cetak di halaman KBS,di mana mayoritas pelaku jasa bukanlah warga asli Surabaya. “Ini peluang bagus, kenapa bukan warga Surabaya sendiri yang ambil. Karena minder, akhirnya kita kalah dengan orang lain,” imbuh walikota.
Pengagas Bakso Cokjudes (Coklat,Keju,Pedes) Sigit Prihanto merasa siap jika dijadikan mentor dan menjadi tempat magang bagi siapapun yang ingin membuka usaha kuliner. Pria yang pernah menjajakan bakso daging kijang di Malaysia ini membuka kesempatan untuk para warga terdampak PHK agar bisa mencicipi dunia wirausaha.
Mirza Ghulam Arif (26) warga kelurahan sawahan merasa tertarik dengan berbagai kesuksesan mentor-mentornya. Ia pun berinisiatif membuka warung nasi jagung di sentra PKL yang tidak jauh dari tempat tinggalnyasetelah mendapat penawaran dari walikota. “Saya tertarik untuk membuka nasi jagung di sentra PKL milik pemkot. Selama ini saya membuka lapak di pinggir jalan dekat rumah. Semoga kedepan, saya bisa sesukses para mentor ini tentunya dengan pelatihan dari Pemkot Surabaya,” tutup Mirza.