Warga Dua Desa Keluhkan Air Hippam Sering Mati, Iuran Konsumen Tirto Suci Mencapai Ratusan Juta Pertahun

  • Whatsapp

BANYUWANGI, beritalima.com – warga dua desa mengeluh kesulitan mendaoatkan air bersih Akibat suplay air Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (Hippam) sering mati dan berwarna keruh warga Desa Plampangrejo dan Kaliploso, Kecamatan Cluring resah. Lantaran air Hippam Tirto Suci Plampamgrejo sering mengalami masalah warga terpaksa banyak yang mandi di sungai sejak satu bulan terakhir.

Angga, 46, warga Dusun Plosorejo, Desa Kaliploso, Kecamatan Cluring mengatakan sudah lama warga mengeluh air Hippam Tirto Suci mengalami masalah. Air tersebut tidak mengalir secara lancar dan kadang mengeluarkan air yang berwarna keruh serta berlumpur. “Airnya itu tidak dapat digunakan dan berlumpur,” ujarnya.

Karena air Hippam itu tidak dapat digunakan, warga terpaksa melakukan aktivitas mandi dan mencuci pakaian di sungai. Selain itu, untuk minum dan memasak warga menggunakan air galon.

“Kami sudah berulangkali komplin ke pengelola Hippam Tirto Suci namun sama sekali tidak direspon,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Hippam Tirto Suci Plampangrejo, Giono mengatakan saluran pipa Hippam yang dialirkan ke dua desa itu memang sering bermasalah sehingga menyebabkan kebocoran dan berdampak air menjadi keruh. Pihaknya sudah memperbaiki pipa saluran air itu namun aliran air untuk saat ini masih belum lancar.

“Untuk airnya sudah jernih tapi belum lancar,” jelasnya.

Ia menyebut ada sebanyak 1.000 lebih konsumen air Hippam Tirto Suci Plampangrejo. Warga membayar iuran air sebesar Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu per bulan. Iuran itu dipergunakan untuk pemeliharaan pipa dan juga tandon air.

“Untuk pemeliharaan peralatan saja kami masih tekor,” terangnya.

Sugiono menyebut akan melakukan koordinasi lagi dengan pengelola Hippam Tirto Suci terkait masalah air tidak lancar dan keruh. Pihaknya juga akan menambah tandon air agar warga tidak lagi mandi di sungai.

“Akan kami evaluasi lagi,” pungkasnya.

Disinggung terkait pengelolaan anggaran hasil tarikan dari warga, Giono menjelaskan bahwa setiap bulannya hasil tarikan mencapai sekitar 15juta Rupiah.

“setiap bulannya hasil tarikan itu dapat sekitar 15 juta, Untuk operasional honor pengurus setiap orang 350ribu sebanyak 20 orang pengurus, sisanya untuk pengembangan dan perawatan.” ungkapnya

ketua Bumdes Tirto Suci, Giono

Giono Juga menjelaskan Bahwa setiap Tahun juga memberikan kontribusi kepada desa

“setiap tahun itu sekotar 6 sampai 7 juta kami setor ke desa mas, kalau dihitung secara global pendapatan pertahun hippam kami ini sekitar 150jutaan di potong biaya operasional dan lain lain.” jelasnya

Giono juga mengakui tidak tahu menahu tentang aturan yang memayungi Hippam Tirto suci untuk melakukan tarikan.

“saya ini orang gak sekolah mas, jadi kalau ngomong aturan saya tidak tahu, yang saya tahu dasar kami adalah AD ART organisasi dasar kami melakukam tarikan atau pungutan pada warga yang memanfaatkan air hippam ini, kalau tentang perdes atau apa saya tidak tahu, dulu pernah hippam ini akan di kelola BUMDES, tapi saya keberatan, akhirnya semua perangkat saya ajak ke Banyuwangi untuk menanyakan langsung pada orang PU, tapi perangkat desa tidak mau, nah apalagj sekarsng bumdes desa Plampang tidak karuan, kira kira apa tidak ikut mati hippam tirto suci ini jika dikelola BUMDES.” cetusnya. (bi)

beritalima.com beritalima.com

Pos terkait