BANYUWANGI, beritalima.com – Warga Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur terus soroti kurang maksimal penggilingan tebu di PT Industri Gula Glenmore (PT IGG).
Seperti dikabarkan bahwa PT IGG tidak maksimal dalam produksi. Pasalnya pabrik gula terbesar se Asia Tenggara tersebut sering macet atau berhenti giling lantaran diduga kekurangan bahan baku.
Hal tersebut diungkapkan oleh Tarmuji Amd, salah satu warga Glenmore, kepada beberapa awak media saat ditemui disalah satu rumah makan di wilayah setempat pada, Selasa, (27/7/2022).
“Pantauan kami, PT IGG tidak produksinya tidak normal seperti tahun 2021 kemarin,” kata Tarmuji, warga Desa Sepanjang, Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur.
Menurut Tarmuji, sejak dibukanya musim giling sejak 9 Juli 2022 yang lalu, PT IGG tidak bisa normal giling 24 jam seperti tahun lalu. Mesin PT IGG sering mati karena tidak beroperasi. Kabar yang beredar luas dikalangan masyarakat, bahan bakunya kekurangan, kan aneh, wong PTPN XII sedang musim panen tebu kok kehabisan bahan baku.
“Aneh saja jika alasan PT IGG kekurangan bahan baku,” terang Tarmuji
Menurut pria yang juga anggota Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) Kabupaten Banyuwangi tersebut, Stop giling setiap hari berakibat tidak maximal kapasitas pabrik, kerugian tambahan bahan bakar, pemborosan biaya tenaga kerja.
“Menurut kami dengan berhenti giling yang jelas negara mengalami kerugian mas,” ungkapnya.
Tarmuji menambahkan, kami warga Glenmore, yang rumahnya berdekatan dengan PT IGG tentunya sangat heran, saat mendengar disalah satu pemberitaan media online yang katanya tahun ini produksi gula di PT IGG lebih baik dari tahun 2021. Jika musim giling di tahun 2021 itu bener – bener lancar dan maximal. Namun tahun 2022 ini mesin produksi tidak lancar karena kekurangan bahan baku.
Kata Tarmuji, coba lihat di area parkiran, truk yang parkir itu hanya beberapa saja dan tidak seperti dulu. Tahun 2021 lalu ratusan truk tebu yang parkir mengantri. Nah dari situ kan bisa dilihat PT IGG lancar produksi atau tidak.
“Ya maaf saja mas, jika tahun ini katanya lebih meningkat hasil produksinya, ya mustahil lah kayaknya,” pungkas Tarmuji.
Namun sayang hingga berita ini ditulis, pihak PT IGG belum bisa dikonfirmasi. (bi)