KEPULAUAN SULA,beritaLima,com|Salah satu warga Desa Buya,Kecamatan Mangole Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) Hartin mengeluhkan tak ada penanganan dan antisipasi terjadinya abrasi di sepanjang pantai in sudah terjadi bertahun-tahun.
“Abrasi pantai ini sudah lama terjadi kira-kira sekitar 2019 lalu, abrasi pantai ini terjadi pada saat saat musim gelombang kuat,” ujarnya, Jum’at (10/3/23).
Ia ungkapkan, setiap tahun kondisi abrasi di sepanjang pantai itu semakin parah. Dan sudah menyebabkan rumah-rumah rusak.
“Selain itu, pohon-pohon di tepi pantai juga tumbang akibat tanah penopang terus terkikis oleh air laut, tebing pantai sudah mulai habis terkikis sehingga jarak antara pantai dan jalan sudah sangat parah, belum ada perhatian dari pemerintah setempat mau dari Kabupaten Kepulauan Sula,” jelasnya.
Untuk meminimalisir dampak dari abrasi pantai yang terus menerus itu. Dirinya dan warga sekitar mencoba membangun penahan ombak dengan peralatan seadanya. Seperti menggunakan tumpukan karung pasir dan bahkan menggunakan kayu-kayu.
“Untuk saat ini hanya sedikit yang bisa di lakukan warga setempat untuk meminimalisir abrasi pantai dengan membangun penahan ombak sementara yang dibuat dari kayu dan dari tumpukan karung yang di isi dengan pasir,” jelasnya.
Dan itu pun tidak sepanjang pantai, karena masyarakat hanya mampu membuat di sekitar bangunan yang rusak akibat Abrasi, “Tapi ini tidak bertahan lama dan tidak dapat mencegah terjadi nya abrasi pantai,” katanya.
Dirinya mensinyalir penyebab dari abrasi pantai tersebut adalah sebagi akibat dari cuaca ektrim yang terus menerus terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
“Abrasi pantai ini di sebabkan gelombang yang cukup kuat, karena pada akhir tahun dan awal tahun seperti sekarang gelombang pada saat itu cukup kuat, pada saat akhir 2019 dan awal tahun 2022 lalu, ” ungkapnya.
“Selain faktor alam, berhubung di matang putus ini tidak ada di buat bangunan penahan ombak sehingga abrasi pantai ini tidak dapat di cegah,” bebernya.
Oleh karenanya, ia berharap agar pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula bisa mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah tersebut.
“Dalam hal ini warga sudah beberapa kali menyampaikan keluh kesah kepada pemerintah, tapi sampai saat ini tidak ada upaya dari pemerintah untuk merealisasikan aspirasi masyarakat tentang pembuatan bangunan penahan ombak,” katanya.
“Warga Desa Buya sangat mengaharapkan perhatian dari pemerintah terkait abrasi pantai ini, karena kalau hal ini di biarkan dan tidak segera di buat bangunan penahan ombak, tebing pantai akan habis terkikis,” tutupnya. [dn]