Warga “Ngamuk” Normalisasi Sungai Rambung Dikerjakan Asal Asalan

  • Whatsapp

Foto: Proyek Normalisasi Sungai Rambung


SERDANG BERDAGAI, Beritalima.com Proyek normalisasi Sungai Rambung yang terletak di Dusun 1, Desa Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah, Serdang Berdagai, sempat diributi warga. Pasalnya warga menolak normalisasi dikerjakan asal asalan, Minggu (27/11) sekira jam 10.00 WIB.

Sangking kesalnya, akibat pengorekan sungai asal jadi salah seorang warga mencoba menghadang alat berat (bego) untuk melanjutkan pengorekan sungai dengan sebilah parang. Hal itu dilakukan akibat kesal dengan operator bego, yang membuat benteng sungai asal jadi, sehingga warga takut apabila terjadi banjir besar maka lahan pertanian mereka bakal terendam air. Akibat dari penghadangan itu sempat mengganggu pengorekan sungai.

Rahmad (76) warga Dusun 1, Desa Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah, Serdang Berdagai mengatakan, sungai tersebut awalnya kecil, kemudian mereka menyumbangkan tanahnya untuk memperluas sungai dengan tujuan agar apabila banjir air sungai tidak meluap ke tanah mereka.

“Tahun 1984 kami sumbangkan tanah untuk dikorek menjadi sungai, tapi enak aja mereka membuat benteng asal asalan,” katanya.

Menurut Rahmad, dirinya mendukung normalisasi sungai yang dilakukan Pemkab Sergai dengan tujuan, apabila terjadi banjir besar tanah mereka tidak kebanjiran. Namun harusnya tanggul dibuat lebih tinggi dari tanah warga.

“Padahal kami sudah ngasih uang minyak sama operator bego, tapi dia mengoreknya asal jadi. Itulah membuat kami keberatan,” Rahmad.

Sementara itu Kades Cempedak Lobang Edi Muslik SH biasa disapa Eed dilokasi mencoba menyelesaikan masalah tersebut dengan memanggil pengawas Dinas PSDA Sergai, rekanan, pihak Polsek Firdaus dan Koramil Sei Rampah.

“Kita tidak mau ada masalah dengan proyek ini, sehingga kita panggil semua terlihat agar mencari solusinya,” ujar Eed.

Menurut Eed dari hasil kesepakatan maka pihak rekanan bersedia untuk memperbaiki tanggul sungai dengan cara ditinggikan dan lebar sesuai permintaan warga.

“Setelah dilakukan musyawarah dilokasi, akhirnya permintaan warga dipenuhi dan pengorekan sungai dapat dilanjutkan,” bilang Kades. [Sugi]

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *