Salah seorang warga, Ibu Yakoba yang juga turut melakukan aksi pemalangan yang juga sebagai penerima bantuan dana PKH mengatakan,pembagian dana tersebut tidak sesuai dengan penerima yang dari awal. Pada tahap sebelumnya,kata Yakoba dana yang diterima sebesar Rp 600 ribu lebih,namun pada tahap ini turun dratis,sehingga ada warga yang terimah dana sebesar Rp 259 ribu hingga Rp 112 ribu.”Bahkan ada yang terima dana sebesar 150 ribu dan 115 ribu rupiah,”kata Yakoba.
“Kami tidak terima,kenapa ada yang terima dana besar dan ada yang sangat kurang,tahap sebelumnya tidak macam sekarang,dikemanakan saja uang-uang tersebut,”ucap Yakoba.
Kepala Bidang Kesejahterahan Sosial pada Dinas Sosial Kabupaten Timika, Yulita Kudiyai saat ditemui wartawan usai memberikan penjelasan kepada warga mengatakan,program keluarga harapan tersebut merupakan program dari pusat dan ini merupakan tahap kedua. Yulita menegaskan jika Dinas Dosial hanya sebatas mengawal dan mendampingi pembagian dana tersebut kepada warga.
Kendati demikian,pihaknya membenarkan jika dana yang terima warga tahap ini sangat kurang dibanding tahap sebelumnya. Ini dikarenakan pendamping sebanyak 20 orang yang di tugaskan untuk melakukan pendataan warga di setiap kelurahan dan hasil dari pendataan tersebut yang akan dikirim oleh pendamping ke Kementrian Sosial Pemerintah Pusat.”maka dana akan dicairkan sesuai dengan data yang dikirim,”tegasnya.
Tahap sebelumnya pemerintah pusat telah menurunkan dana sebesar Rp 4 miliar,namun pada tahap ini Kabupaten Timika hanya mendapatkan dana sebesar Rp 2 miliar,dari dana sebesar itu menurutnya memang tidak mencukupi keluarga-keluarga yang berada di Kabupaten Timika.
Berkurangnya dana PKH ini menurut Yulita di karenakan tidak maksimalnya tim lapangan yang melakukan pendataan.
“Perkara ini akan kita proses ke Polisi dengan menghadirkan para pendamping tersebut sehingga adanya kejelasan dan keterbukaan terhadap kinerja pendamping dan apa yang dipertanyakan oleh masyarakat penerima bantuan ini,karena beberapa hari ini selama pembagian dana PKH tidak ada pendamping biar satupun,”kata Yulita.
Indra/Timika