TORAJA UTARA-www.beritalima.com-Mesin daur ulang kotoran kerbau untuk menjadi pupuk kompos, bantuan dari Kementrian Perdagangan ‘mangkrak’ kini menjadi besi tua tak berfungsi sebagai mana mestinya.
Mesin yang bernilai ratusan juta itu kini terkesan mubazir,bahkan bantuan Kementrian itu kini terlihat hanya menjadi pajangan saja.
Harapan pihak Kementrian memberikan satu unit mesin tersebut lengkap dengan peralatan yang lain,dapat menjadikan kotoran kerbau yang berada di pasar hewan itu dikelola dengan baik,dengan menghasilkan pupuk kompos dari mesin tersebut.
Melimpahnya bahan baku untuk pupuk kompos,utamanya kotoran kerbau,cukup menjanjikan sebagai bahan utama pupuk kompos itu.Tapi sayang,bahan baku berlimpah ruah sistem pengelolaan terkesan tidak profesional akibatnya mesin itu belum dapat salah satu sumber PAD Toraja Utara dengan menghasilkan pupuk kompos yang bernilai ekonomis.
Hal itu banyak masukan yang diusulkan oleh warga kota Rantepao,seperti warga yang peduli terhadap Toraja Utara bernama Mustika (40),mengusulkan kepada Pemerintah sebaiknya sudah saatnya untuk menghidupkan kembali Perusahaan Daerah (Perusda).
Kata Mustika,dengan adanya Perusda,usaha yang dikembangkan oleh daerah akan dibawah kordinir oleh Perusda.”Hadirnya Perusda hal itu sangat berdampak pada sektor perdagangan yang ada di daerah tentunya bekerjasama dengan Dinas Perdagangan daerah,”kata Mustika,Senin,(9/1) di Rantepao.
Hal tersebut ditimpali oleh Kepala Dinas Perindagkop Toraja Utara,Gaga M Semule,yang sependapat dengan Mustika dari apa yang di diusulkannya semestinya Perusda sudah beroperasi di Toraja Utara.”Sejak Kabupaten ini terbentuk sampai saat ini belum mempunyai Perusda,”ucap Gaga.(Gede Siwa).