SURABAYA, beritalima.com – Pandangan para tokoh masyarakat Kota Mojokerto terhadap Warsito SE MM, salah seorang Bakal Calon Wali Kota Mojokerto, kian menguat. Mereka berharap figur baru ini mulus dalam pencalonan dan terpilih sebagai Walikota Mojokerto masa bakti 2018-2022 mendatang.
Harapan mereka mendorong popularitas Warsito di Kota Mojokerto terus meningkat. Pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah, yang dikenal sebagai Sekretaris DPD Partai Hanura Jawa Timur ini diyakini mampu membawa perubahan signifikan Kota Mojokerto dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.
Dan, pengusaha sukses di bidang jasa bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ini, ketika ditemui beritalima.com, menyatakan siap menjawab harapan sejumlah tokoh masyarakat Kota Mojokerto. Dia sudah siap program prioritas dan program pendukung untuk mewujudkan Kota Mojokerto dan penduduknya kedepan lebih baik.
Dia sebutkan di antaranya tentang lapangan pekerjaan, pendidikan, pemukiman bebas banjir, kesejahteraan warga, pembentukan karakter aparatur sipil negara yang jujur dan lain sebagainya, yang semuanya sudah terkonsep.
Diungkapkan, sebagai salah satu daerah penyangga utama Surabaya, Kota Mojokerto punya peran penting dalam stabilitas ekonomi Jawa Timur. Hanya saja, kendala yang membuat denyut perekonomian wilayah terkecil di Jawa timur ini tidak bisa melaju cepat dibanding Kabupaten Mojokerto di antaranya karena upah minimum kota ini yang hanya Rp 1.735.247,- per bulan.
Kondisi ini yang membuat banyak generasi mudanya memilih cari kerja ke luar kota, terutama ke daerah-daerah yang masuk penetapan kawasan Ring I UMK Jawa Timur seperti Surabaya, Sidoarjo atau Kabupaten Mojokerto yang upahnya berkisar pada lebih dari Rp 3 jutaan per bulan.
Selain itu, Warsito juga siap menjadikan Kota Mojokerto smart city atau Kota Pintar. Ini karena menurutnya letak Kota Mojokerto cukup strategis, dan didukung infrastruktur Jalan Tol Sumo (Surabaya – Mojokerto) yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo.
Dipaparkan, konsep smart city mengedepankan integrasi semua sektor dengan teknologi IT. Dengan wilayah yang relatif kecil, yang terdiri dari 3 kecamatan dengan 18 kelurahan, konsep ini tentu tidak seberapa besar kendalanya.
“Program ini bisa dijalankan bersamaan dengan program pendidikan. Jika generasi muda Kota Mojokerto punya kemampuan IT, konsep ini tentu akan semakin mudah dijalankan,” kata Warsito.
Pria yang dikenal memiliki pandangan luas ini terus omong tentang pemukiman. Diungkapkan, nilai lahan di Surabaya yang terus meningkat mendesak pekerja urban yang mencari rumah di wilayah Gerbangkertosusila, di dalamnya Kota Mojokerto.
Di kota ini, selain harga lahan lebih murah, akses sejak adanya Tol Sumo harusnya ditangkap sebagai peluang untuk memperbesar pendapatan daerah melalui pengembangan kawasan pemukiman baru secara massal.
Dengan sistem pemukiman terpadu, Kota Mojokerto bisa menjadi leader dalam menyediakan hunian yang modern, layak, aman dan humanis. Ini juga bisa jadi peluang bisnis baru bagi warga untuk menjalankan usaha rumah kos atau sewa bagi pekerja.
“Saya sudah punya konsep program untuk memadukan penataan semua sektor sehingga ketika berbicara Kota Mojokerto semua orang sudah bisa membayangkan lengkap. Pemukiman enak dan murah, dekat dengan akses kebutuhan primer dan tidak kesulitan jika hendak kembali kerja,” urai Bacawalikota Mojokerto ini.
Warsito mengaku, sudah cukup lama dirinya menaruh perhatian pada kota kecil di sebelah Kota Surabaya ini, dan ingin meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Sebab, selama ini hanya sektor perdagangan dan jasa yang menjadi penyumbang terbesar produk domestik regional bruto (PDRB) 38,05 persen.
“Saya ingin mengabdi pada masyarakat, dan kebetulan para tokoh masyarakat terutama dari PAN dan beberapa partai politik lain mengusung saya untuk maju di Pilwali Kota Mojokerto tahun ini,” ucap Warsito.
“Saya ingin ke depan masyarakat Kota Mojokerto lebih sejahtera karena potensi wilayahnya,” tandasnya. (Ganefo)