beritalima.com | Noiva do Cordeiro berada di daerah perbukitan dan seolah terisolasi, karena pasokan listrik dan internet masih seadanya. Lokasinya berada di bagian utara dari Rio de Janeiro, yang dapat ditempuh naik mobil dengan jarak 415 km atau hampir 6 jam lamanya.
Seperti dilansir dari BBC Travel, nama Noiva do Cordeiro mendadak menjadi bahan pembicaraan publik sejak tahun 2014 silam. Gara-garanya, media-media internasional menyebut kalau para wanita di Noiva do Cordeiro mencari calon-calon suami dan haus akan belaian.
Anda Mungkin Menyukai
Kenapa bisa demikian, yuk mari kita kenali dulu Noivo do Cordeiro. Desa ini memiliki keunikan karena semua penghuninya yang berjumlah 600 orang adalah para wanita. Hebatnya lagi, wanita-wanita disini hampir semuanya berparas cantik, dengan tubuh proporsional dan semampai plus rambut yang tergerai indah.
Para wanita disana sehari-harinya bekerja sebagai petani, berkebun, beternak susu dan pengrajin pakaian. Mereka hidup penuh kedamaian dan saling membantu. Enaknya lagi, disana jarang sekali ada kasus kriminalitas atau konflik-konflik terjadi disana.
Pertanyaannya, kenapa hanya wanita saja yang tinggal di Noiva do Cordeiro? Sejarah menyebutkan, desa ini sudah ada sejak tahun 1890-an. Kala itu ada seorang perempuan muda bernama Maria Senhorinha de Lima dan keluarganya yang dikucilkan oleh gereja Katolik karena dituduh berbuat zina.
Para wanita, termasuk ibu-ibu dan gadis-gadis disana malah menaruh iba dan membantu Maria. Usut punya usut ternyata Maria dipaksa menikah oleh orang yang tidak dicintainya dan memutuskan pergi meninggalkan suaminya.
Dari situlah, pihak keluarga suami mengecapnya sebagai pezina. Para wanita-wanita pun pelan-pelan meninggalkan desanya dan membuat desa sendiri yang diberi nama Noivo do Cordeiro.
Di tahun 1940, seorang pendeta bernama Anisio Pereira kemudian datang ke desa Noivo dan menikahi gadis berumur 16 tahun. Dia sempat diterima masyarakat disana. Namun lambat laun pendeta tersebut memberlakukan peraturan ketat bagi wanita, seperti dilarang memotong rambut, bermain musik dan masih banyak lagi.
Akhirnya, sang pendeta diusir dan dibuatlah peraturan bahwa hanya wanita yang berkuasa di Noivo do Cordeiro. Adapun para pria yang sudah mempersunting wanita setempat tidak diizinkan tinggal disana. Mereka hanya boleh datang ke rumah sekali dalam seminggu dan bekerja di luar desa.
Uniknya, peraturan itu tetap ditaati oleh para kaum suami. Wanita-wanita di Noivo do Cordeiro pun sampai saat ini masih berkuasa atas desanya dan membanting tulang demi kehidupan sehari-hari.
Lalu bagaimana kalau jika diantara mereka ada yang melahirkan anak laki-laki? Jawabannya, harus bekerja dan hidup di luar desa ketika umurnya sudah 18 tahun.
Nah kembali ke persoalan yang diulas oleh BBC bahwa wanita di sana haus akan belaian dan sedang mencari suami? Ternyata tidak seperti itu. Bahkan disana ada seorang wanita yang sudah sangat lama tidak mencium atau dicium kaum pria.
Para wanita di Noivo do Cordeiro mengklaim bahwa mereka hidup dengan damai dan tidak bernafsu untuk mencari suami. Mereka yang single tetap bisa bekerja. Mereka pun mengaku sangat terganggu dengan adanya pemberitaan tersebut.
Karena buktinya, bagi yang sudah menikah, suaminya diminta harus menetap di luar desa, dan itu sudah jadi tradisi dan itu bukan sebuah masalah yang besar bagi para wanita disana.
So, kalau mau cari jodoh disini, harus kuat-kuat jarang ketemu istri.
Para wanita disana sehari-harinya bekerja sebagai petani, berkebun, beternak susu dan pengrajin pakaian. Mereka hidup penuh kedamaian dan saling membantu. Enaknya lagi, disana jarang sekali ada kasus kriminalitas atau konflik-konflik terjadi disana.
Dari situlah, pihak keluarga suami mengecapnya sebagai pezina. Para wanita-wanita pun pelan-pelan meninggalkan desanya dan membuat desa sendiri yang diberi nama Noivo do Cordeiro.