Wibisono: Kedaulatan Pangan Terancam Karena 69% tanah Pertanian Rusak

  • Whatsapp

Jakarta,beritaLima. com –Saat ini Pemerintah Indonesia telah gagal dalam mempertahankan ” Kedaulatan Pangan”,salah satu sebab adalah adanya kerusakan tanah yang terjadi pada area yang luas dan penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang tidak bijak mengancam ketahanan pangan nasional, ujar wibisono ketua Pendiri Garda PAS (Gerakan Nasional Penyelamat Bangsa) menyatakan ke media di jakarta (28/3/2019).

Hal yang sama juga dikatakan oleh Senior Expatriate Tech-Cooperation Aspac FAO, Ratno Soetjiptadie. Dia memperkirakan, sekitar 69% tanah pertanian di Indonesia dikategorikan sudah rusak parah lantaran penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan.

Menurutnya, ketahanan pangan (food security) selama 2015-2050 Indonesia sangat rentan terhadap perubahan iklim. Banjir, kekeringan, dan serangan hama, selalu dijadikan kambing hitam gagal pangan.

Wibi menambahkan selama ini pemerintah pusat belum punya perencanaan yang matang Misalnya butuhnya 2 juta ton, mestinya produksi 2,5 juta ton sehingga ada stok 0,5 juta ton. Kita belum sampai ke sana, ujarnya.

Disamping itu, rendahnya sentuhan teknologi oleh petani lantaran minimnya ilmu pengetahuan, Petani tidak dapat mengukur PH tanah atau obat-obatan apa saja yang tidak boleh digunakan. Petani juga tidak bisa memilih benih unggul,kata wibi

Salah satu kendala petani adalah biaya produksi beras di Indonesia cukup tinggi dan salah satu kontribusinya dari pembelian pupuk, biaya produksi beras Indonesia sebesar Rp 5.900 per kilogram (kg), Vietnam Rp2.300 per kg, Australia Rp1.800 per kg, dan Amerika Serikat Rp900 per kg.

Ditakutkan, jika tidak ada terobosan dalam hal teknologi, Indonesia akan tetap jadi pengimpor beras abadi, Sementara sekitar 40 juta petani padi di Indonesia itu menghidupi penduduk 246 juta jiwa.

Untuk itu, perlu ada program perbaikan tanah secepatnya atau soil amendment programme (program pembugaran tanah) dengan memperbaiki sifat biologi tanah,

Selama ini kita hanya memperhatikan sifat fisika dan kimia sementara aspek biologi tidak pernah dipikirkan. Nenek moyang kita zaman dulu tidak ada pupuk, tapi bisa menanam dan panen. Pada saat intensif menggunakan pupuk, produksi malah turun atau terjadi gagal panen,tuturnya

Solusi untuk itu, Pertama, adalah menerapkan “Redefinisi” pupuk dalam pengelolaan tanah dalam menanam semua jenis tanaman pangan, yaitu pupuk hayati, pupuk organik/ dan kompos, pupuk (80%) kimia terbatas (20%),
Kedua adalah, Penguatan “ Community Development” dan ketiga adalah membangun Platform Ketahanan Pangan.

“Inilah yang harus dilakukan pemerintah agar kedaulatan pangan bisa tercapai,” tegas Wibi

Garda PAS ingin mengembalikan jati diri bangsa kembali menjadi bangsa AGRARIS dengan membangun peningkatan ketahanan pangan nasional dengan menjaga aspek-aspek strategis peningkatan ketahanan pangan,dengan cara membangun Flatform Food Security” dan membangun system pertanian modern yang ramah lingkungan dengan pemanfaatan Biofertilizer.

Wibi sudah melaporkan keadaan ini kepada capres 02 Prabowo Subianto,dan prabowo mengapresiasi Garda PAS untuk menjadi pendobrak gerakan nasional penyelamat bangsa dibidang ketahanan pangan yang berdaulat, tangguh dan mandiri,pungkas Wibisono.(**)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *