Jakarta, Pekan ini dunia dihebohkan dengan kesepakatan AUKUS pertahanan trilateral Australia, Inggris, Amerika serikat, Beberapa jam setelah pemimpin Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia mengumumkan detail kerja sama dalam penyediaan kapal selam bertenaga nuklir bagi Canberra pada pertemuan di San Diego, California, AS.
Menurut pengamat militer dan pertahanan Wibisono mengatakan Kementerian Luar Negeri Indonesia langsung mengeluarkan tanggapan.
”Upaya menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan menjadi tanggung jawab semua negara. Penting bagi semua negara untuk menjadi bagian dari upaya tersebut, ini sangat membahayakan buat Indonesia,” ujar Wibisono menyatakan keawak media di Jakarta kamis (16/03/2023).
Lanjutnya, Indonesia turut menyampaikan kekhawatiran atas kesepakatan pertahanan trilateral Australia, Inggris, Amerika Serikat (AUKUS), setelah Negeri Kanguru berencana membeli kapal selam bertenaga nuklir dari Negeri Paman Sam.
Dalam pernyataannya, Indonesia meminta agar Australia memenuhi kewajibannya mengenai Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir.
“Indonesia harus segera bereaksi setelah Amerika Serikat, Inggris, dan Australia mengumumkan kerja sama kapal selam nuklir. Wajar, karena manuver itu berdampak langsung ke Indonesia, perang modern sudah dimulai sejak dulu sebenarnya,” kata Wibisono
Sementara itu China menyesalkan langkah-langkah yang dilakukan aliansi Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia (AUKUS) untuk meningkatkan kehadiran militer kolektifnya di Indo-Pasifik.
Pernyataan China itu muncul setelah keputusan Washington menjual lima kapal selam bertenaga nuklir ke Canberra.
“Blok trilateral telah melangkah lebih jauh ke jalan yang salah dan berbahaya,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Wang Wenbin pada konferensi pers Selasa (14/3/2023) saat mengomentari keputusan Presiden AS Joe Biden memasok perangkat keras militer ke Australia.
Keputusan untuk menjual kapal selam, yang berbahan bakar uranium tingkat senjata, diumumkan pekan ini setelah pertemuan antara Biden dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan PM Australia Anthony Albanese di pangkalan angkatan laut California.