Jakarta, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, angkat bicara mengenai polemik pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengaku telah menyampaikan pesan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Vasyl awalnya menjelaskan mengenai tiga arti dari pesan.
“Pesan dari Ukraina ke Rusia yang disampaikan Presiden (Presiden Joko Widodo). Pesan itu dapat mempunyai tiga arti,” kata Vasyl dalam jumpa pers virtual, Selasa (5/7/2022).
Vasyl kemudian merinci ketiga pengertian pesan tersebut. Pesan tersebut dapat berupa tertulis maupun lisan.
“Arti pertama yaitu sesuatu yang tertulis di kertas, seperti pesan tertulis dan dibawa ke suatu tempat. Pengertian kedua yaitu adalah sesuatu yang sesuatu yang diucapkan, seperti lisan dan disampaikan ke pihak lain,” ujar Vasyl.
Sedangkan pengertian ketiga yaitu pesan mengenai posisi Ukraina setelah Jokowi berbincang mengenai Zelensky.
Pesan itu berdasarkan pemahaman dari pembicaraan kedua pemimpin negara itu.
“Pengertian ketiga yaitu setelah pertemuan tete-a-tete dan setelah pembicaraan lainnya antara presiden, dan setelah kedua pihak bertukar pikiran dan saling memahami, pesan itu diterima oleh Presiden Indonesia, yang artinya tentang posisi Ukraina dalam masalah itu,” ujar Vasyl.
Menurut pengamat militer dan pertahanan Wibisono mengatakan bahwa polemik ini kesalahan Mentri Luar negeri Retno Marsudi, kenapa dia tidak segera menjelaskan apa yang di bicarakan Jokowi dengan presiden Ukraina Zelenski, dan seharusnya menteri luar negeri segera menetralkan kondisi ini agar tidak terjadi polemik.
“Saya sangat mengapresiasi misi Mulia Jokowi, tapi dengan polemik ini sangat menampar presiden Jokowi, artinya second track diplomacy yang dilakukan Jokowi sia sia,” kata Wibi ke awak media di Jakarta Selasa (05/06/2022).
Diplomasi seperti ini seharusnya di lakukan terbuka saja, Mentri luar negeri harusnya bertanggung jawab atas kesalahan ini, imbuhnya
Sedangkan Vasyl menjelaskan tak ada pesan tertulis maupun pesan langsung yang disampaikan Zelensky via Jokowi.
Menurut Vasyl, pesan itu merupakan pemahaman mengenai situasi Ukraina.
“Jadi tidak ada pesan tertulis dan tidak ada seperti pesan langsung seperti ‘tolong katakan ini ke Putin dan sebagainya’. Jadi itu maksdunya adalah persepsi dan pemahaman dari pihak Indonesia yang disampaikan ke Vladimir Putin,” ujar Vasyl.
Perihal adanya titipan pesan itu mulanya disampaikan Jokowi usai bertemu dengan Putin di Kremlin, Moskow, Rusia, pada 30 Juni 2022 lalu.
Sehari sebelumnya, Jokowi terlebih dahulu bertemu dengan Zelensky di Kyiv, Ukraina.
Dalam pertemuan dengan Zelensky itu, Jokowi mengaku menawarkan diri untuk menjadi pembawa pesan Zelensky ke Putin.
“Saya telah menyampaikan pesan Presiden Zelensky untuk Presiden Putin dan saya sampaikan kesiapan saya untuk menjadi jembatan komunikasi antara kedua pemimpin tersebut,” kata Jokowi saat menyampaikan keterangan pers bersama usai bertemu Putin dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (30/6).
Pemerintah Ukraina kemudian merespons perihal titipan pesan dari Zelensky untuk Putin.
Juru bicara Presiden Ukraina, Serhii Nikiforov, mengatakan bahwa jika sang presiden ingin menyampaikan sesuatu ke Putin, maka hal itu akan dilakukan secara terbuka.
“Indonesia adalah salah satu pengimpor gandum terbesar dari Ukraina, dan blokade pada pelabuhan Ukraina menjadi fokus utama pembicaraan di antara kedua presiden (Indonesia dan Ukraina, red) di Kyiv,” kata Nikiforov kepada kantor berita Pravda, pada Minggu (3/7/2022).
Namun, pernyataan berbeda disampaikan pemerintah Rusia. Kremlin justru mengkonfirmasi adanya titipan pesan untuk Putin dari Zelensky lewat Jokowi.
Dilansir dari kantor berita Rusia, TASS, Minggu (3/7/2022), juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan bahwa pesan yang dibawa Jokowi dari Zelensky untuk Putin tidak dalam bentuk tulisan.
“Itu bukanlah pesan tertulis. Hanya itu yang bisa saya sampaikan kepada anda,” kata Peskov kepada TASS.