SOLO, beritalima.com – Berbekal pengalaman kerja sebagai sekretaris di sebuah perusan batik di Solo tahun 1996, Anie Prihbudi Astuti akhirnya memutuskan untuk buka usaha sendiri pada tahun 2003.
Nama usahanya “Wisma Batik Bimosuci Solo”. Dengan mempekerjakan para pengrajin batik tulis, usaha Anie berjalan lancar dan berkembang hingga saat ini.
Diakui, pilihan menjadi pengusaha batik karena batik merupakan salah satu peninggalan budaya leluhur yang menjadi primadona bangsa.
Selain itu, karena batik salah satu Heritage of Indonesia yang berhubungan erat dengan cara pembuatan bahan pakaian.
Industri batik seperti halnya yang ada di “Wisma Batik Bimosuci Solo” Karanganyar Solo merupakan UKM yang mengalami perkembangan inovasi pesat dan bertahan dengan menjaga kwalitas.
“Wisma Batik Bimosuci Solo” adalah citra batik ekslusif Baturan Raya, Karanganyar Solo. Dengan motif batik yang banyak digemari konsumen adalah motif yang memiliki warna alam (natural colour).
Wisma Batik Bimosuci Solo bahannya 100 persen sutra, dibuat dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
Wisma Batik Bimosuci Solo merupakan Baron Tulis dengan ciri khas yang ekslusif dan mengikuti perkembangan zaman.
Karena itu, tidak heran jika pelanggan “Wisma Batik Bimosuci Solo” banyak yang suka, mulai dari pejabat pemerintahan, pengusaha, bahkan bupati, menteri.
Selain itu juga disuka kalangan artis – artis papan atas serta kalangan pengusaha, bahkan cocok buat sovenir untuk tamu kunjungan pemerintahan.
Dengan dipasarkan sendiri melalui wismanya, disamping aktif di berbagai pameran di Jakarta, Surabaya dan kota besar lainnya, Anie yang cantik ini selalu tampil dengan ciri khas batiknya yang kian diminati berbagai kalangan.
Harganya cukup fariatif, mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 9 jutaan, tersedia dengan motif khas Wisma Batik Bimosuci Solo.
Dari usahanya ini, Anie kini mempekerjakan 150 pengrajin batik dengan upah harian ataupun borongan, yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan mereka. (rr)