GRESIK,beritalima.com- Untuk memeriahkan Halal Bihalal dan Akhhirussanah, Yayasan Hidayatul Ummah menggelar sinau bareng bersama Emha Ainun Nadjib atau yang biasa disebut Cak Nun dan Kiai Kanjeng, pada Minggu malam (9/7/2017) di lapangan Makodam Kecamatan Balongpanggang, Gresik Jawa Timur
Dalam penjabarannya, Cak Nun memberikan pesan kepada jamaah untuk pandai bersyukur sebab kebahagiaan tidak bisa diukur dengan materi. Dia mengistilahkan filosofi Jawa “ Urep iku sawang sinawang,(hidup itu hanya tentang melihat dan dilihat),”. Sehingga menurutnya, tidak bisa dipastikan, orang yang mempunyai uang berlimpah dan jabatan yang tinggi lebih bahagia dibanding orang yang serba terbatas dalam hidupnya.
Dia juga berpesan kepada pengurus Yayasan LP Maarif NU Hidayatul Ummah agar mempunyai kemandirian dan tidak tergantung pada bantuan pemerintah. Hal itu merujuk pada lembaga sekolah yang didirikannya di Jogjakarta yang selalu memperoleh insentif anggaran pembangunan dari pemerintah karena menjadi pilot project sistem pendidikan Nasional, namun tidak pernah diambil, sebab ada mekanisme yang salah dalam proses pencairannya.
Ketua Yayasan LP Maarif NU Hidayatul Ummah, Mohammad Ma’sud (Gus Ud) dalam sambutannya, mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada para alumni dan para wali murid yang selama inu selalu mendukung lembaga pemdidikan yang dipimpinnya itu.
Gus Ud memaparkan, bahwa lembaga tersebut memberikan santunan kepada anak yatim. Setidaknya ada tiga kriteria siswa yang gratis sekolah di Hidayatul Ummah, antara lain siswa berpretasi, anak yatim dan fakir miskin.
“Kami memohon kepada para hadirin yang hadir di tempat ini untuk mendoakan agar anak didik di lembaga pendidika ini mendapat ilmu yang bermanfaat,” ucap Gus Ud
Perlu diketahui, Lembaga Pendidikan Maarif NU Hidayatul Ummah Balongpanggang ini didirikan oleh KH. Mustofa Hamid pada tahun 1957. Lembaga pendidikan ini terdiri atas RA, TK, MI, MTS, MA dan SMK.
Acara yang berlangsung hingga dini hari ini tampak menyedot animo masyarakat. Tampak lapangan yang berukuran 2 hektar ini penuh sesak dengan ribuan jamaah Maiyah (sebutan pegiat pemikiran Cak Nun) yang datang dari berbagai daerah, seperti Lamongan, Mojokerto, Surabaya, Jombang. (Ron)