JAKARTA.Sabtu 3 November 2018, Yayasan Senima Jalanan Indonesia atau yang biasa disingkat SJI mengadakan bakti sosial untuk meringankan beban para anak jalanan khususnya yang telah menjadi anak yatim. Pada baksos kali ini, Yayasan SJI membangun sebuah tema yang berkaitan dengan kegiatan kebangsaan yang baru kita lalui yaitu Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan. Dari esensi kedua hari besar tersebut, Queen Astrid selaku Ketua Umum menyampaikan bahwa nilai Sumpah Pemuda menghilangkan pengkotakan dan diskriminasi antar sesama anak bangsa. Sesuai denga visi misi YSJI yaitu memanusiakan manusia dengan cinta dan kasih sayang. Kemudian nilai rela berkorban untuk kepentingan umum juga termasuk implementasi visi misi YSJI.
Merujuk kepada pasal 34 UUD 45 ayat 1 bahwa anak terlantar dan fakir miskin dipelihara oleh negara, Queen Astrid menegaskan sekali lagi bahwa persoalan yang ditangani oleh YSJI ini adalah tugas para penyelenggara negara, dan harus diketahui oleh Presiden, karena dengan dukungan pemerintah terhadap lembaga independen seperti YSJI ini harus dipertajam. Bisa dibayangkan ketika YSJI bisa mulai menekan angka pengamen yang bekerja di jalanan dengan cara memberi solusi bekerja di tempat-tempat yang lebih layak, apalagi didukung oleh pemerintah khususnya ada dukungan dari Presiden.
Kami sangat berharap suara kami didengar dan masyarakat semakin peduli dan mencari solusi bersama dalam menghdapi keresahan yang sering muncul di jalanan seperti tindak kriminal, tindak amoral, narkoba dan lain sebagainya, dan sering dituding penyebabnya adalah anak-anak jalanan. Padahal faktanya banyak dari mereka yang merupakan anak baik-baik, hanya tidak mendapat perhatian dan kasih sayang dari keluarganya.
YSJI ini kelak akan jadi perpanjangan tangan antara anak2 jalanan yang membutuhkan rasa cinta dan kasih sayang dari berbagai elemen masyarakat, pungkas Queen Astrid menutup pembicaraan.(**)