SURABAYA, beritalima.com — Acara HPN (Hari Pers Nasional) 2018 dan Peringatan HUT ke 72 PWI (Persatuan Wartawan Infonesia) tingkat Provinsi Jawa Timur, tahun ini kembali memberikan penghargaan kepada para tokoh.
Selain memberikan penghargaan kepada tokoh masyarakat dari kalangan pejabat dan pengusaha, juga diberikan penghargaan kepada kalangan pers daerah pada acara yang digelar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (29/3/2018).
Ada dua insan pers Jatim yang mendapat penghargaan malam itu. Untuk tokoh pers daerah yang dinobatkan, HM Yousri Nur Raja Agam dan penghargaan Lifetime Achievement Prof.Dr.H.Sam Abede Pareno.
Dengan profesi sebagai wartawan yang ditekuni secara terus-menerus, ketokohan Yousri tetlihat di segala lini. Tidak kurang 12 organisasi, baik sosial, agama, kemasyarkatan dan politik, Yousri selalu diberi peran bidang pers dan kehumasan.
Sedangkan Sam Abede, fokus melakukan aktivitas kewartawanan bersamaan dengan meningkatkan bidang akademis, sebagai dosen. Bahkan, berkat ketekunannya di biidang jurnalistik, pria yang lekat dengan dunia seni ini berhasil menjadi gurubesar bergelar Profesor bidang komunikasi.
Yousri, yang kuliah di perguruan tinggi tekstil di Bandung itu saat menjadi mahasiswa sudah menggeluti profesi wartawan. Tahun 1970 ia bergabung dalam organisasi IPMI (Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia).
Sejak di Bandung itulah Yousri merintis karir jurnalistik sebagai wartawan Mingguan Mimbar Demokrasi.
Selesai kuliah di Bandung, Yousri bekerja di perusahaan tekstil PT.Indotex. Naluri wartawannya tidak hilang, kendati berstatus buruh. Saat itu Yousri juga menggunakan waktu luangnya sebagai koresponden Mingguan Berita Raya Jakarta Perwakilan Jawa Timur.
Beberapa saat kemudian, Yousri dipercaya menjadi pemred Harian Harian Radar Kota pada 1976—1981. Nah, sejak tahun 1981 itulah Yousri meninggalkan status pekerja di pabrik. Ia ditunjuk menjadi Kepala Perwakilan Harian Jurnal Ekuin (koran terbitan Jakarta) wilayah Jatim pada 1981—1983. “Saya berhenti dari koran ini karena koran ini dibredel”, ujar pria yang juga aktif menulis artike untuk Harian Surabaya Post waktu itu.
Profesi jurnalis yang dilakoni Yousri, juga nengantarnya sebagai pengelola dua media pada 1984—1998: Surabaya Minggu dan Harian Jayakarta (media terbitan Jakarta) sebagai Kepala perwakilan Jatim. Harian Jayakarta tutup di Jakarta setelah diambil alih Suara Pembaruan).
Sejak saat itu, di tahun 1999, kata Yousri ia bersama tiga temannya membuat media bernama Majalah DOR (Data Objektif Realita), media bulanan, sebuah majalah hukum dan investagasi; dan Koran DOR, media mingguan. “Di dua media ini, saya menjadi pemred hingga kini”.
Ternyata Yousri berusaha mengikuti zaman. Pada zaman now yang merupakan era IT (informasi dan teknologi) ini Yousri juga menjadi Pemimpun Umum dan Pemred media siber (on line) Ragamnews.com sejak 2016. Selain menjadi wartawan, Yousri menjadi penasihat redaksi 16 surat kabar mingguan dan dua majalah,” demikian kiprah pria penulis Buku Riwayat Surabaya dan beberapa buku tentang Surabaya lainnya itu sampai sekarang.
Wartawan yang Profesor
Kendati jabatannya sehari-hari adalah Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Prof Dr.H.Sam Abede Pareno, MM, MH masih berstatus sebagai wartawan dan penulis buku. Di samping menyandang predikat seniman kawakan.
Sebelum menjadi dosen aktif, Sam Abede yang bernama asli Hasan Abdullah Attamimi itu pernah menjadi Jurnalis selama 35 tahun.
Sam — begitu panggilan akrabnya — mengawali karir sebagai wartawan pada Suratkabar Mingguan Mahasiswa (MM) di Surabaya tahun 1978. Suratkabar yang dipimpin mantan Ketua PWI Jatim Drs.H.Agil H.Ali (alm) ini kemudian ganti nama menjadi Suratkabar Harian Memorandum.
Dalam meniti karirnya sebagai wartawan, Sam Abede juga pernah aktif di Suratkabar Harian Radar Kota tahun 1979 hingga 1983. Setelah itu Sam Abede bergabung di Harian Suara Indonesia dan tahun 1991 menjadi redaktur Suratkabar Surabaya Minggu.
Tahun 1993, Sam ditarik oleh Dahlan Iskan gabung ke Harian Jawa Pos. hingga 1998. Saat itu di kepengurusan PWI Jatim, Sam Abede Pareno duduk sebagai Ketua Dewan Kehormatan dengan Sekretaris Yousri Nur Raja Agam dan anggota RM Yunani Prawiranegara.
Walaupun aktif di dunia kewartawanan, Sam Abede, kembali menjadi mahasiswa. Pria kelahiran tahun 1948 ini kuliah di Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya selesai 1988 dengan meraih gelar Drs (doktorandus). Bung Sam yang juga menjadi dosen di Fakultas Komunikasi di Universitas Dr Sutomo (Unitomo), melanjutkan kuliah S2 dan tahun 1991 nemperoleh gelar Magister Management (MM) di Universitas Tujuhbelas Agustus (Untag) Surabaya.
Bahkan, pria yang juga penulis buku ini, berhasil meraih Doktor (Dr) bidang komunikasi, serta dikukuhkan menjadi gurubesar komunikasi. Sehingga Sam Abede benar-benar menjadi Profesor bidang komunikasi.
Walaupun menyandang gelar Prof, Sam tidak pernah melepaskan profesinya sebagai wartawan. Uniknya lagi, kendati sudah profesor, Bung Sam masih menyempatkan diri kuliah lagi di S2 Fakultas Hukum. Kesibukan pria asal Pulau Seram, Maluku ini di kampus, tidak mengurangi aktivitasnya sebagai Dewan Redaksi Suratkabar Mingguan Koran Dor di Surabaya.
Pemegang Kartu Anggota PWI “seumur hidup” ini, punya motto: “Tiada hari tanpa menulis”.
Sudah banyak tulisannya berupa artikel, esei dan novel yang dibukukan. Tidak hanya itu, Sam Abede juga punya buku kumpulan puisi, serta naskah drama dan sinetron televisi.
Dengan posisinya yang tidak pernah lepas dari dunia kewartawanan, maka Prof.Dr.H.Sam Abede Pareno, dipandang sangat layak menerima penghargaan “Lifetime echievement”dari PWI Jatim.(**)