Yusuf Ekodono “Gembleng” Anak di Masa Pandemi Covid-19

  • Whatsapp
Dari kiri: Novaldo Troy Putra, Fandi Eko Utomo, Yusuf Ekodono dan Wahyu Subo Seto.

SURABAYA, beritalima.com – Para pecinta sepakbola Indonesia, khususnya suporter “Bonek” Persebaya, pasti tidak akan asing dengan nama Yusuf Ekodono.

Sosok satu ini merupakan bagian dari punggawa Timnas Indonesia yang berhasil mempersembahkan medali emas sepakbola di ajang SEA Games 1991 Manila, Filipina. Kala itu, Indonesia berhasil mengalahkan tim tangguh Thailand dengan skor akhir 4-3 lewat drama adu penalti setelah sebelumnya bermain imbang 0-0 sampai waktu normal berakhir. Salah satu gol dicetak oleh Yusuf Ekodono.

Tidak hanya itu. Yusuf Ekodono juga turut andil ketika Persebaya juara kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1986/1987. Bahkan, ketika Persebaya juara Piala Utama 1990, Yusuf Ekodono dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak dan mendapat hadiah berupa “sepatu emas”.

Setelah pensiun jadi pemain, dia beralih profesi sebagai pelatih. Ada beberapa klub yang pernah ditangani, antara lain Persela U-21, PSBI BLitar, Persiram Raja Ampat, Krakatau Steel, PS Sumba Barat, dan Persebaya U-21.

Kini Yusuf Ekodono dipercaya menangani PS Hizbul Wathan (PS HW), klub Liga 2 milik Muhammadiyah Jatim. Sayangnya, baru sekali menjalani laga away vs Persijap Jepara, kompetisi Liga 2020 dihentikan karena adanya pandemi Covid-19. Kegiatan klub pun ditiadakan, termasuk latihan bersama, sampai sekarang.

Kendati demikian, bukan berarti Yusuf tidak punya aktivitas. Justru sebaliknya, momen ini dimanfaatkan untuk “menggembleng” ketiga putranya yang kebetulan berkumpul di Surabaya.

Ketiga putranya itu adalah Fandi Eko Utomo yang kini memperkuat PSIS Semarang, Wahyu Subo Seto membela panji Bhayangkara FC dan Novaldo Troy Putra di skuad PSHW.

“Libur kompetisi bukan berarti latihan juga libur. Sebagai pemain profesional, kondisi harus dijaga agar selalu bugar dan fit,” kata Yusuf Ekodono ketika ditemui di sela-sela melatih ketiga putranya di lapangan Kalilom, Kenjeran, Surabaya.

Karena itu, selain latihan teknik dalam latihan tersebut Yusuf juga menggembleng putranya dengan latihan fisik. Bahkan, latihan dilakukan setiap hari, pagi dan sore hari. “Mereka kan pemain profesional, jadi latihannya juga harus profesional,” terang mantan striker top Persebaya yang dikenal punya teknik dan skill tinggi ini.

Selain latihan bersama, masa liburan kompetisi akibat adanya pandemi Covid-19 dimanfaatkan untuk ajang reuni. Sebab, momentum seperti ini jarang didapat jika kompetisi sedang diputar atau berjalan.

“Setiap libur kompetisi Subo dan Fandi memang pulang ke Surabaya, kumpul bersama keluarga. Dan setiap kali kumpul, selalu kami manfaatkan untuk latihan bersama,” sambung Yusuf.

Yusuf Ekodono (jongkok paling kiri) bersama Timnas SEA Games 1991 Manila, Filipina yang merebut medali emas.

Sejak Fandi, Subo dan Aldo masih kecil Yusuf memang telah menerapkan disiplin ketat kepada ketiga putranya. Dia pula yang melatih dan mengajarkan bermain sepakbola. Hampir setiap ada kesempatan, ketika anak lainnya sibuk bermain, Yusuf justru mengajak anaknya ke lapangan untuk latihan sepakbola.

“Saya juga tidak pernah memanjakan mereka (anak-anaknya),” aku Yusuf. Bahkan, Fandi Eko ketika masih sekolah dan belum menjadi pemain profesional, selalu naik sepeda onthel Padahal temannya banyak yang naik sepeda motor. HP pun tidak punya.

“Bukan berarti saya tidak bisa membelikan sepeda motor. Uang ada, tapi saya sengaja mengajarkan agar hidup sederhana, tidak saya manjakan. Dan ini juga saya ajarkan kepada Subo dan Aldo. Termasuk waktu tidur, saya selalu menekankan agar tidak terlalu malam,” ungkap pria kelahiran 1967 yang kondisinya masih tetap prima ini.

Kini Yusuf mengaku bangga dengan ketiga putranya yang sudah bisa mandiri lewat sepakbola. Khususnya Fandi Eko Utomo dan Wahyu Subo Seto.

Fandi yang kini membela PSIS Semarang sudah beberapa kali memperkuat Timnas Indonesia. Sedang Wahyu Subo Seto, selain memperkuat Bhayangkara FC, dia juga tercatat sebagai anggota polisi. Sementara Novaldo Troy Putra, kini menjadi pemain PS HW di kasta Liga 2. Namun, Yusuf yakin Aldo akan bisa mengikuti jejak kakaknya, menjadi pemain di kasta Liga 1.

Yusuf berharap pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan banyak negara di dunia segera berlalu sehingga kompetisi sepakbola bisa diputar lagi seperti semula.

“Keinginan saya, semoga pandemi virus Corona atau Covid-19 ini cepat hilang dan kompetisi bisa berjalan normal,” pungkas Yusuf Ekodono. (pin)

beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait