Penulis: Lia Istifhama, Wakil Sekretaris MUI Jatim
Awal Ramadhan 1444 Hijriah telah ditetapkan pada Kamis (23/3/2023). Beberapa hari sebelum bulan suci umat Islam tiba, kaum muslim pun ramai melakukan ziarah kubur, terutama masyarakat nahdliyyin. Tradisi Islam yang masih terlestarikan dengan baik saat ini, ternyata memiliki keutamaan seperti yang diterangkan dalam hadis:
Dalam ziarah kubur, umat muslim pun dianjurkan membaca surat Yasin:
Dari Ma’qil bin Yasar ra., (ia berkata): Rasulullah saw. Bersabda: “Bacakanlah atas orang yang mati di antara kamu dengan bacaan surah yasin. (Hadis diriwayatkan oleh imam Abu Dawud dan Imam Nasa’i).
Ziarah kubur bukanlah bid’ah, merupakan teladan yang bersumber dari Rasulullah SAW . Dalam kitab Bulughul-Maram karya Ibnu Hajar al-Asqalani disebutkan bagaimana Rasulullah kerap melakukan ziarah kubur semasa hidupnya. Hal ini bersumber dari hadits dengan kadar hasan riwayat Imam Tirmidzi.
“Dari Ibnu Abbas ra.,: “Suatu ketika Rasulullah SAW melewati kuburan di Madinah, lalu beliau menghadapkan wajah kepada para penghuni kubur sambil berkata: “Assalamualaikum ya ahlal-kubur, yaghfirullahu lana wa lakum antum salafuna wa nahnu bil-atsar,”. Yang artinya: “Keselamatan untuk kamu, wahai ahli kubur, semoga Allah mengampuni dosa-dosa kami dan dosa-dosa kamu. Kamu telah mendahului kami dan kami pun akan menyusul kalian”.
Ziarah kubur tentunya menjadi sebuah tindakan mulia yang sangatlah layak kita utamakan, yang mana aktivitas inilah yang semakin menguatkan kita akan datangnya kematian sebagai penutup rangkaian nafas kita dalam kehidupan.
Keutamaan ziarah kubur tersebut, ditegaskan sebagai anjuran Rasulullah SAW, sebagaimana hadis berikut:
Dari Buraidah bin Hushaib Al Aslami,ia berkata : Raulullah saw.bersabda : “Aku dulu melarang kamu berziarah kubur,sekarang ziarahlah”.(Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim).Imam Tirmidzi menambahkan: “Sesungguhnya ziarah itu mengingatkan akhirat”.Imam ibnu Majah menambahkan pula dari hadis Ibnu Mas’ud : “Dan dapat menumbuhkan rasa zuhud terhadap kehidupan duniawi”.
Menurut Imam Junaidi, zuhud adalah menganggap kecil dunia dan menghapus pengaruhnya di hati.